Hoaks Ratna, Sentimen Negatif ke Prabowo - Sandiaga Meningkat

Selasa, 23 Oktober 2018 | 15:27 WIB
Hoaks Ratna, Sentimen Negatif ke Prabowo - Sandiaga Meningkat
Prabowo menggelar konferensi pers di kediamannya di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (3/10/2018). [Suara.com/Yosea Arga]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kasus penyebaran berita bohong alias hoaks Ratna Sarumpaet berdampak pada naiknya persentase masyarakat, yang memandang negatif kubu Capres - Cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.

Berdasarkan hasil penelitian Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, responden cenderung menjadi menolak atau tidak mendukung Prabowo - Sandiaga pada Pilpres 2019. Jumlah orang  yang seperti itu mencapai 17,9 persen dari total 1.200 responden.

Sedangkan responden yang tetap mendukung Prabowo – Sandiaga Uno meski terseret kasus hoaks Ratna Sarumpaet tersebut terbilang stagnan atau tak berubah, yakni 49,8 persen.

Sementara responden yang justru mendukung Prabowo - Sandiaga setelah diterpa skandal hoaks Ratna Sarumpaet mencapai 11,6 persen.

Baca Juga: Pembakar Bendera Tauhid Dilaporkan Pasal Penodaan Agama

”Sebanyak 17,9 persen responden tak mendukung Prabowo – Sandiaga setelah skandal hoaks karena menganggap Ratna Sarumpaet adalah juru bicara tim sukses pasangan itu,” kata Peneliti LSI Ikrama Masloman di kantor LSI, Pulo Gadung, Jakarta Timur, Selasa (23/10/2018).

Berbanding terbalik dengan kubu Prabowo - Sandiaga, kasus hoaks Ratna itu justru menambah jumlah publik yang memberikan sentimen positif terhadap Capes dan Cawapres nomor urut 1 Jokowi – Maruf Amin.

Sekitar 25,09 persen responden memilih untuk mendukung Jokowi-Maruf Amin di Pilpres 2019, sejak kasus hoaks Ratna.

Sementara yang menyatakan kasus hoaks Ratna tak memengaruhi penilaian positif mereka terhadap Jokowi- Maruf Amin ada 48,8 persen responden.

”Hanya 6,6 persen responden yang tak mendukung Jokowi – Maruf Amin selah skandal hoaks Ratna.  Dalam survei ini sebesar 19,6 persen memilih untuk tidak menjawab atau tidak tahu,” jelasnya.

Baca Juga: DPR Now! Diharapkan Jadi Akses Masyarakat Dapat Informasi

Survei dilakukan sejak tanggal 10 Oktober hingga 19 Oktober 2018 melalui face to fave interview menggunakan kuesioner.

Jajak pendapat tersebut menggunakan metode sampel acak bertingkat melibatkan 1.200 responden dari 34 provinsi.

Ambang batas kesalahan survei tersebut diklaim kurang lebih 2,9 persen.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI