Suara.com - Kasus penyebaran berita bohong alias hoaks Ratna Sarumpaet berdampak pada naiknya persentase masyarakat, yang memandang negatif kubu Capres - Cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.
Berdasarkan hasil penelitian Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, responden cenderung menjadi menolak atau tidak mendukung Prabowo - Sandiaga pada Pilpres 2019. Jumlah orang yang seperti itu mencapai 17,9 persen dari total 1.200 responden.
Sedangkan responden yang tetap mendukung Prabowo – Sandiaga Uno meski terseret kasus hoaks Ratna Sarumpaet tersebut terbilang stagnan atau tak berubah, yakni 49,8 persen.
Sementara responden yang justru mendukung Prabowo - Sandiaga setelah diterpa skandal hoaks Ratna Sarumpaet mencapai 11,6 persen.
Baca Juga: Pembakar Bendera Tauhid Dilaporkan Pasal Penodaan Agama
”Sebanyak 17,9 persen responden tak mendukung Prabowo – Sandiaga setelah skandal hoaks karena menganggap Ratna Sarumpaet adalah juru bicara tim sukses pasangan itu,” kata Peneliti LSI Ikrama Masloman di kantor LSI, Pulo Gadung, Jakarta Timur, Selasa (23/10/2018).
Berbanding terbalik dengan kubu Prabowo - Sandiaga, kasus hoaks Ratna itu justru menambah jumlah publik yang memberikan sentimen positif terhadap Capes dan Cawapres nomor urut 1 Jokowi – Maruf Amin.
Sekitar 25,09 persen responden memilih untuk mendukung Jokowi-Maruf Amin di Pilpres 2019, sejak kasus hoaks Ratna.
Sementara yang menyatakan kasus hoaks Ratna tak memengaruhi penilaian positif mereka terhadap Jokowi- Maruf Amin ada 48,8 persen responden.
”Hanya 6,6 persen responden yang tak mendukung Jokowi – Maruf Amin selah skandal hoaks Ratna. Dalam survei ini sebesar 19,6 persen memilih untuk tidak menjawab atau tidak tahu,” jelasnya.
Baca Juga: DPR Now! Diharapkan Jadi Akses Masyarakat Dapat Informasi
Survei dilakukan sejak tanggal 10 Oktober hingga 19 Oktober 2018 melalui face to fave interview menggunakan kuesioner.