Hilangkan Trauma Warga, TNI Ratakan Lokasi Likuifaksi Balaroa

Selasa, 23 Oktober 2018 | 15:20 WIB
Hilangkan Trauma Warga, TNI Ratakan Lokasi Likuifaksi Balaroa
Tim SAR gabungan melakukan pencarian korban di Perumnas Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (6/10), salah satu area yang hancur akibat likuifaksi tanah. [Antara/Hafidz Mubarak]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - TNI mengerahkan prajurit beserta sejumlah alat berat dari Satuan Zeni Tempur (Zipur) TNI AD untuk meratakan daerah yang terkena dampak likuifaksi di Balaroa, Sulawesi Tengah, Selasa (23/10/2018). Prajurit TNI yang dikerahkan itu tergabung dalam Komando Tugas Gabungan Terpadu (Kogasgabpad) penanggulangan bencana gempa bumi dan tsunami Sulawesi Tengah.

Sejumlah alat berat itu dibutuhkan agar daerah likuifaksi di Balaroa yang masih menyisakan puing-puing bangunan bisa segera diratakan. Ini dilakukan untuk menghilangkan rasa trauma bagi masyarakat atas kejadian bencana yang pernah menimpa mereka.

Penangung Jawab Clearing dan Perataan Sektor Balaroa Letkol Czi Pabate mengatakan, masyarakat setempat masih trauma jika melihat bangunan rumah dan lingkungan yang ditempati hanya menyisakan puing dan reruntuhan bangunan. Mereka terngiang kembali atas jeritan dan teriakan penuh rasa ketakutan saat bencana gempa dan likuifaksi.

"Dengan dibersihkannya area reruntuhan setidaknya akan menghilangkan kenangan dan rasa trauma masyarakat setempat," kata dia.

Baca Juga: Wow Tommy Soeharto Mau Bangun Universitas Antariksa di Papua

Pabate menyampaikan, pengerjaan ini memerlukan operator alat berat dengan kemampuan yang bagus, karena kondisi tanah sulit diprediksi dan luas area yang akan diratakan mencapai 84 hektar.

"Kesulitan dalam meratakan adalah kondisi tanah yang labil dan berair di bagian bawah,” ujar dia.

Apalagi sebelumnya sempat ada kendala saat alat berat memasuki area likuifaksi tersebut. Excavator terpuruk masuk lumpur, karena area di bawah tanah lunak.

“Sebagaimana yang dialami Bapak Abdul dari relawan yang mengoperasionalkan alat berat, di mana excavator yang digunakan terjerembab dalam lumpur. Dia tidak mengetahui bahwa kondisi tanah yang di atas tampak keras, namun di bagian bawah lunak, hingga alat berat yang dibawanya tidak bisa keluar dari lumpur sebelum dibantu excavator lain dari TNI maupun dari Kementerian ESDM," ungkap Pabate.

Sementara itu, Gubernur Sulteng, Longki Djanggola mengatakan, setelah tempat itu diratakan, area likuifaksi tersebut akan dijadikan area terbuka hijau serta akan dibangun monumen.

Baca Juga: Ada Keranda Mayat Bergambar Ahmad Dhani Depan Markas Polda Jatim

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI