Tim Kampanye: Jokowi Sudah Muak Dengan Politik Kebohongan

Senin, 22 Oktober 2018 | 13:12 WIB
Tim Kampanye: Jokowi Sudah Muak Dengan Politik Kebohongan
Presiden Joko Widodo (ketiga kiri) bersama sejumlah menteri Kabinet Kerja duduk bersantai sambil menikmati kopi di sela-sela Pertemuan Tahunan IMF - World Bank Group 2018 di Bali Nusa Dua Convention Center, Nusa Dua, Bali, Jumat (12/10). (ANTARA)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Juru Bicara Tim Kampanye Nasional pasangan Joko Widodo (Jokowi) dan Ma'ruf Amin, Irma Suryani Chaniago, menilai Presiden Jokowi sudah mulai muak dengan politik kebohongan yang digunakan elite partai politik di Pemilu 2019. Irma menyinggung soal tudingan tudingan dari kubu Calon Presiden nomor urut dua Prabowo Subianto dan Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno yang menjelekkan Jokowi.

"Iya ini sebenarnya Pak Jokowi sudah mulai muak ya. Pak Jokowi kan nggak pernah komentar sebelum-sebelum ini soal omongan-omongan yang dari kubu sebelah walaupun mencaci, yang menjelek-jelekkan beliau juga," ujar Irma saat dih

Menurut Irma, sebagai calon petahana Jokowi sering mendapat tudingan dari kubu Prabowo-Sandiaga yang mengatakan tidak mampu mengurus negara. Namun Jokowi tak memperdulikan tudingan-tudingan tersebut karena ingin bekerja untuk rakyat, bukan mengabdi kepada kepuasan-kepuasan orang tertentu.

"Pak Jokowi tidak pernah peduli soal ini, Pak Jokowi dibilang nggak becus urus negara, beliau nggak peduli, beliau kerja saja terus. Karena kenapa? karena memang yang dibutuhkan pak Jokowi ya mengabdi kepada rakyat, tidak mengabdi kepada kepuasan orang-orang tertentu nah itu yang pertama," kata dia.

Baca Juga: Besok, Ahmad Dhani Juga Diperiksa di Kasus Ujaran Idiot

"Pak Jokowi itu jarang komentar untuk begitu-begitu. Nah kalau sudah sampai ngomong artinya sudah pada puncak beliau yang sudah mulai muak dengan politik kebohongan," sambungnya.

Irma menyarankan, siapapun yang hendak berkomentar atau mengkritik di muka publik harus berdasarkan data, dan bukan untuk memecah belah rakyat atau tidak membuat konflik horizontal di masyarakat.

"Ya bicara saja hal yang positif-positif kalau ada kritik nggak apa-apa, kritisi boleh, bagus, kontrol boleh tapi by data, by solusi, itu yang seharusnya dilakukan oleh elit-elit negeri ini bicara program, bicara data. Jangan bicara ada data, tapi datanya ngawur gitu loh dari mana, jadi mungkin (Pak Jokowi) muak mungkin ya lama-lama," ucap Irma.

Tak hanya itu, Irma menyebut  pernyataan yang dilontarkan Jokowi adalah kritikan terhadap semua pihak untuk berbicara jujur, menghentikan penyebaran berita bohong dan harus bersaing secara sehat dan adil.

"Ini kritisi untuk semua pihak untuk mengkritisi bicara bohong, untuk menghentikan hoaks, untuk menghentikan fitnah, ya bersaing secara sehat aja, secara fair," tutur dia.

Baca Juga: Tanggapi Pesan Jokowi, Fadli Zon : Nyindir Diri Sendiri

 Jokowi kata Irma  meminta kepada semua pihak dalam berfikir politik, harus berdasarkan NKRI dan berjiwa Pancasila serta tidak memecah belah bangsa.

"ini poin yang saya kasih tahu ya, seluruh elit politik negeri ini ya, jadi tujuan poltiknya jelas untuk mengabdi kepada rakyat bukan sekedar kekuasaan semata gitu ya, bukan karena ingin menang ya apa pun dilakukan, ya nggak boleh gitu ya. Jadi ada etika, ada moral," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI