Tukang Daging Mutilasi Bibinya, Mengaku Disuruh Teman Gaib

Reza Gunadha Suara.Com
Sabtu, 20 Oktober 2018 | 14:29 WIB
Tukang Daging Mutilasi Bibinya, Mengaku Disuruh Teman Gaib
Ilustrasi (Suara.com/Yosea Arga Pramudita)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ngan Wing-chau, tukang daging di Hong Kong, tega membunuh serta memutilasi bibi mantan istrinya di apartemen Sham Shui Po.

Setelah dimutilasi, bagian-bagian tubuh sang bibi dijejalkan ke dalam koper dan sejumlah kantong plastik untuk dibuang.

Pembunuhan tersebut terjadi pada dua tahun silam. Namun, praktik keji tersebut baru terungkap dalam persidangan di pengadilan tinggi setempat, Kamis (18/10), demikian dilaporkan laman The Standard, Juma (19/10/2018).

Ngan, lelaki berusia 51 tahun, mengakui tidak bersalah atas dakwaan  pembunuhan serta tak melakukan penguburan mayat secara sah.  penguburan mayat yang sah.

Baca Juga: Lawan Qatar, Indra Sjafri Yakin Para Suporter akan Merahkan SUGBK

“tanggal 1 Mei 2016, Chan Sau-wa, penjaga keamanan berusia 62 tahun yang juga bibi mantan istri terdakwa, memasuki gedung apartemen terdakwa pada pukul 7.48 sore, dan sejak saat itu tak lagi terlihat,” kata jaksa Michael Artus dalam persidangan.

Melalui rekaman kamera CCTV diketahui, dua jam setelah Chan memasuki apartemen, Ngan meninggalkan gedung itu membawa tas kecil dan kantong plastik berwarna hitam.

Tak lama Ngan terekam kembali memasuki apartemen. Namun, ia lagi-lagi terekam CCTV meninggalkan gedung membawa koper.

“Dia terekam lima kali meninggalkan apartemen antara jam 9 malam sampai pukul 2 pagi hari keesokannya. Terakhir ia pergi, terekam Ngan membawa palu di tangan,” jelas jaksa.

Chan Ho-man, putra Chan Sau-wa, memberi kesaksian  kali terakhir melihat ibunya pada tanggal 30 April 2016.

Baca Juga: Sule Akhirnya Ungkap Statusnya dengan Pesinden Cantik Rita Tila

Keesokan paginya, 1 Mei, ibunya memanggil Ho-man untuk mengatakan dia akan pulang pada jam makan malam, dan memintanya untuk menyiapkan makanan. Namun, sang ibu tak pernah kembali.

Anak itu menelepon polisi dua hari kemudian. Jaksa mengatakan, polisi pergi ke rumah Ngan pada 14 Mei untuk menyelidiki, dan menemukan terdakwa mencoba melarikan diri melalui jendela.

Ngan mengklaim dia mencoba melarikan diri karena dia adalah imigran gelap.

”Tetapi kami ingin meyakinkan para juri persidangan ini, terdakwa mencoba melarikan diri karena telah membunuh Chan,” tegas Artus.

Polisi kemudian menemukan noda darah milik perempuan di kamar mandi, ruang tamu dan kamar tidur di apartemen, di mana ada juga noda darah dari Ngan.

Jaksa menuduh bahwa Ngan membunuh Chan dan memotongnya, lalu membuang bagian tubuhnya.

Polisi tidak dapat menemukan mayat Chan, dan tidak ada yang menyaksikan pembunuhan itu.

Jaksa mengatakan, bahwa setelah penangkapannya, Ngan mengklaim perempuan itu dibunuh oleh temannya yang tak terlihat bernama "Ah Hoi,".

”Terdakwa mengklaim kepada penyidik, Ah  Hoi, teman khayalannya bekerja sebagai pedagang organ manusia di Cina daratan,” jelas Jaksa Artus.

Dalam pernyataanya saat penyidikan, Ngan mengatakan dirinya sempat pergi keluar apartemen, dan ketika kembali, melihat Ah Hoi membunuh Chan memakai pisau.

Setelah Chan tewas, Ngan mengakui membantu Ah Hoi membuang pakaian bernoda darah. Ia lantas pergi bermain mahjong sampai pukul 1 pagi, tanggal 2 Mei 2016.

”Ngan mengatakan dia dan Ah Hoi adalah teman baik, tapi dia tidak tahu nama lengkap Ah Hoi. Namun, dia tak bisa menunjukkan keberadaan Ah Hoi. Kami yakin, Ah Hoi adalah dalihnya untuk membunuh, dengan menyebut yang bersangkutan sebagai makhluk gaib,” jelas jaksa.

Apalagi, kata Jaksa Artus, Ngan mengatakan kepada polisi bahwa dia telah mengenal Chan selama 20 tahun terakhir, serta memunyai utang 20 ribu Dolar Hong Kong kepada perempuan tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI