Anak itu menelepon polisi dua hari kemudian. Jaksa mengatakan, polisi pergi ke rumah Ngan pada 14 Mei untuk menyelidiki, dan menemukan terdakwa mencoba melarikan diri melalui jendela.
Ngan mengklaim dia mencoba melarikan diri karena dia adalah imigran gelap.
”Tetapi kami ingin meyakinkan para juri persidangan ini, terdakwa mencoba melarikan diri karena telah membunuh Chan,” tegas Artus.
Polisi kemudian menemukan noda darah milik perempuan di kamar mandi, ruang tamu dan kamar tidur di apartemen, di mana ada juga noda darah dari Ngan.
Baca Juga: Lawan Qatar, Indra Sjafri Yakin Para Suporter akan Merahkan SUGBK
Jaksa menuduh bahwa Ngan membunuh Chan dan memotongnya, lalu membuang bagian tubuhnya.
Polisi tidak dapat menemukan mayat Chan, dan tidak ada yang menyaksikan pembunuhan itu.
Jaksa mengatakan, bahwa setelah penangkapannya, Ngan mengklaim perempuan itu dibunuh oleh temannya yang tak terlihat bernama "Ah Hoi,".
”Terdakwa mengklaim kepada penyidik, Ah Hoi, teman khayalannya bekerja sebagai pedagang organ manusia di Cina daratan,” jelas Jaksa Artus.
Dalam pernyataanya saat penyidikan, Ngan mengatakan dirinya sempat pergi keluar apartemen, dan ketika kembali, melihat Ah Hoi membunuh Chan memakai pisau.
Baca Juga: Sule Akhirnya Ungkap Statusnya dengan Pesinden Cantik Rita Tila
Setelah Chan tewas, Ngan mengakui membantu Ah Hoi membuang pakaian bernoda darah. Ia lantas pergi bermain mahjong sampai pukul 1 pagi, tanggal 2 Mei 2016.