Suara.com - Seorang anak baru gede (ABG) bernama Retno Ayu Wulandari (14), warga rumah susun sederhana sewa (rusunawa) Begalon, Kelurahan Panularan, Kecamatan Laweyan, Kota Solo, Jawa Tengah menjadi korban penganiayaan. Ia ditemukan meninggal dunia di sekitar rumah penggilingan padi di Desa Trosemi, Kecamatan Gatak, Sukoharjo, Jumat (19/10/2018) sekitar pukul 00.15 WIB.
Kondisi Retno saat ditemukan sangat mengenaskan bagian kulit kepala sebelah kanan hingga telinga terkelupas. Badannya juga penuh dengan lumpur. Informasi yang dihimpun Solopos.com (jaringan Suara.com) menyebutkan, korban berpamitan dengan kakak kandungnya, Arved Crystian pada Kamis (18/10/2018) sekitar pukul 20.00 WIB.
Retno hendak pergi bersama temannya yang telah menjemput di sekitar rusunawa. Kala itu, keluarga korban tidak mengetahui tujuan korban pergi bersama temannya.
Retno diketahui dijemput beberapa teman laki-lakinya di rusunawa. Mereka sempat pesta minuman keras (miras) tak jauh dari lokasi kejadian. Namun, Retno menolak tawaran untuk minum miras.
Baca Juga: Egy Maulana Cs Siap Lahir Batin Hadapi Qatar
“Korban ditemukan di sekitar penggilingan padi dengan luka di bagian kepala. Korban masih di bawah umur,” kata Kasatreskrim Polres Sukoharjo, AKP Rifield Contantien Baba, mewakili Kapolres Sukoharjo, AKBP Iwan Saktiadi, Jumat (19/10/2018).
Korban menderita luka sobek di bagian kepala dan luka lecet di sekujur tubuhnya. Sebagian tubuh korban penuh lumpur. Kemungkinan besar korban dianiaya di areal persawahan yang letaknya tak jauh dari lokasi penemuan mayat.
Petugas lantas membawa mayat korban ke RSUD dr. Moewardi, Kota Solo untuk diautopsi.
4 Orang Ditangkap
Polres Sukoharjo bergerak cepat dengan menangkap beberapa terduga pelaku penganiayaan terhadap Retno.
Baca Juga: Komnas HAM Soroti Visi Misi 2 Pasangan Capres-Cawapres
Dari informasi, polisi menangkap sekitar tiga hingga empat orang remaja berusia sekitar 19 tahun yang diduga menjadi penganiaya Retno.
Kasatreskrim Polres Sukoharjo, AKP Rifield Contantien Baba, mewakili Kapolres Sukoharjo, AKBP Iwan Saktiadi mengatakan, polisi menangkap beberapa teman laki-laki korban yang berada di sekitar lokasi kejadian. Kekinian, mereka masih diperiksa penyidik Satreskrim Polres Sukoharjo
"Kami sudah memeriksa beberapa saksi termasuk teman laki-laki yang menjemput korban di rusunawa," ujar Iwan.
Saat kejadian, polisi menduga korban terlibat kecelakaan lalu lintas di lokasi kejadian. Namun, luka sobek di bagian kepala korban merupakan tanda-tanda kekerasan.
"Motifnya masih didalami penyidik. Sekarang masih dalam tahap penyidikan. Yang jelas, kasus itu penganiayaan karena ada tanda-tanda kekerasan,” ujar dia.
Menolak Diajak Nikah
Belum diketahui secara pasti apa motif para pelaku membunuh Retno. Namun dari pengakuan sang ibu kandung Retno, Welly kepada Solopos.com mengungkapkan, sebelumnya putrinya itu mengaku pernah diajak menikah oleh seseorang.
Menurut Welly, Retno mengaku mendapat ancaman dari orang tersebut. Dirinya bakal disantet sampai mati apabila menolak ajakan pernikahan itu.
Pada Kamis (18/10/2018) malam, Retno keluar rumah dan pamit kepada ibunya. Sedangkan ayah Retno, Edi Santoso, mengaku tidak tahu ke mana anaknya pergi karena saat itu dia sedang bekerja.
"Anak saya pamitnya sama isteri. Anak saya mau pergi pukul 20.30 WIB. Saat anak saya akan pergi itu, pas saya sedang bekerja [di Bakmi Mbah Mangun Kottabarat],” kata Edi di tempat tinggalnya, Rusunawa Begalon, Panularan, Solo, Jumat (19/10/2018) malam.
Artikel ini sebelumnya telah terbit di laman Solopos.com dengan judul: "ABG yang Tewas di Sukoharjo Pernah Diajak Nikah, Diancam Jika Menolak"