Suara.com - Stand Kementerian Pariwisata (Kemenpar) di ITB Asia 2018 mendadak ramai dan meriah. Menteri Pariwisata, Arief Yahya, menyambangi booth Kemenpar di ajang ITB Asia, yang digelar di Marina Bay Sands, Singapura, 18 Oktober 2018.
Sebanyak 91 industri dan ratusan buyers dan sellers menyambut menteri asli Banyuwangi tersebut. Menpar menjadi objek foto dan perhatian di pameran skala internasional tersebut.
Kehadirannya ini membuktikan bahwa menpar selalu mengutamakan yang utama.
"Sudah tepat beliau memikirkan pasar Singapura dan hadir di sini, karena pasar paling dekat dan sangat berpotensi untuk pariwisata Indonesia ada di Singapura dan melalui Singapura. Daya beli Singapura juga kuat. Level ITB Asia sudah tingkat dunia. Terima kasih, pak menteri atas perhatiannya kepada industri pariwisata," kata Managing Director Bali Sunshine, I Ketut Ardana.
Baca Juga: Garuda Layani Penerbangan Langsung Singapura - Tanjung Pandan
Sementara itu, menpar memberikan alasan mengapa Wonderful Indonesia all out di pameran ini. Pertama, Singapura adalah pasar utama Indonesia. Jumlah wismannya paling besar, sebelum akhirnya disalip Tiongkok pada 2016.
Kedua, penyelenggaranya di-endorse khusus oleh tim ITB - Internationale Tourismus-Borse, jagoan nomor wahid yang setiap tahun menjadi travelmart terbesar di dunia. Mereka berkolaborasi dengan Singapura untuk membuat pertemuan seller dan buyer industri wisata itu.
Ketiga, kebijakan Bebas Visa Kunjungan (BVK) yang berdampak pada jumlah wisman masuk dari border area, terutama dari pintu masuk Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), dimana kunjungan wisman di Batam, Bintang, Tanjung Balai Karimun, Anambas dan Natuna meningkat. Tidak hanya Singaporean, tetapi juga warga negara manapun yang transit di Singapura.
"Kita harus mengalokasikan sumber daya pada program-program yang kita prioritaskan, mengutamakan yang utama. Kalau dalam imagine kita menetapkan tujuan-tujuan akhir yang hendak dituju, maka dalam fokus, kita harus menetapkan prioritas-prioritas agar tujuan akhir itu bisa terwujud. Singapura merupakan salah satu pasar utama kita, harus terus kita genjot," kata menpar.
Di acara tersebut, selain telah terjadi ribuan transaksi antara sellers dan buyers, Kemenpar juga memanfaatkan momentum tersebut untuk mendorong wisata halal.
Baca Juga: Kemenpar: NTB Bangkit Jadi Misi Wonderful Indonesia ke Singapura
Lini ini memiliki nilai ekonomi yang menggiurkan. Mengoptimalkan potensi tersebut, Halal in Travel Conference dengan media maupun di Pavilion Halal Travel digelar Kemenpar di hari yang sama, sebab Indonesia memiliki atraksi, aksesibilitas, dan amenitas wisata halal terbaik di dunia.
“Posisi ITB Asia sangat strategis. Banyak industri besar di sini dan pengunjungnya besar. Dengan posisinya tersebut, kami gelar Halal in Travel Conference. Sejauh ini, respons publik sangat positif. Selain menyimak, mereka juga sangat interaktif menggali informasi yang diberikan,” ujar Tim Percepatan Wisata Halal Kemenpar, Riyanto Sofyan.
Melakukan transformasi informasi, background besar potensi wisata halal diberikan. Muaranya satu, meningkatkan brand equity Indonesia sebagai destinasi utama wisata halal dunia.
Treatment-nya mulai dari branding gencar dan menerapkan leadership initiatives. Implementasinya dimulai dari pengembangan ekosistem, industri, hingga pembangunan kapasitas.
“Indonesia adalah destinasi wisata halal terbaik di level global. Ada banyak konsep yang disampaikan. Ekosistem dikuatkan melalui sinergi pentahelix, lalu network dikuatkan dari workshop dan beragam pertemuan. Kami juga terus mengembangkan paket-paket wisata terbaik,” terang Riyanto lagi.
Mengembangkan konsep wisata halal, beragam paket wisata memang sudah ditawarkan. Paket wisata halal ini diantaranya, Halal Cruise menuju Aceh. Ada juga Qurbani Tour di Lombok hingga perjalanan menuju Pulau Santen.
Pulau Santen menjadi wisata pantai halal di Indonesia. Riyanto menambahkan, wisata halal Indonesia tumbuh menjanjikan.
“Potensi pertumbuhan wisata halal Indonesia ini menjanjikan. Belajar dari Lombok, banyak langkah besar yang dilakukan. Lombok kini branding-nya Indonesia’s Halal Jewel, bukan lagi the Sister Island of Bali. Ada banyak award diraih, seperti World Halal Travel Awards 2015 dan 2016,” tutur Riyanto.
Bagaimana dengan value ekonominya? Mengacu NTB dan Lombok, wisata halal ini jadi kue nikmat.
Kemampuan spending wisatawan terus terkoreksi naik. Potensi spending wisaman pada 2016, sudah berada pada angka USD1,68 miliar, atau naik lebih dari USD 400 juta. Pada 2015, kisaran spending wisaman USD1,27 miliar. Untuk spending wisman ada di angka USD 101 juta pada 2016, atau naik USD 400 juta.
Potensi ekonomi Lombok tidak lepas dari kenaikan 40 persen kunjungan wisatawannya. Pada 2016, jumlah arus masuk dari wisatawan mencapai 1,4 juta orang.
Padahal, setahun sebelumnya hanya berkisar 1 juta orang saja. Hal ini tidak lepas dari pengembangan destinasi di Lombok. Untuk optimalisasi kawasan, total investasi senilai USD 301 juta pun sudah disuntikan.
“Halal in Travel Conference sangat penting. Ada banyak informasi yang disampaikan. Sebab, destinasi wisata halal di Indonesia sangat siap dikunjungi. Daya dukung infrastruktur dan aksesibilitasnya juga sangat bagus,” jelas Plt Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar, Ni Wayan Giri Adnyani, didampingi Asisten Deputi Bidang Pemasaran I Regional I Kemenpar, Masruroh.
Berkembang menjadi industri, dampak positif wisata halal di Lombok juga terus meluas. Saat ini posisi Desa Bile Bante sebagai area bekas tambang sudah beralih fungsi sebagai Desa Wisata Hijau.
Aliran finansial dari sektor pariwisata rata-rata tumbuh 26,58 persen setiap periode, dalam 5 tahun terakhir. Pemasukan masyarakat melonjak siginifan.
Mengacu pada industri kuliner milik Siti Zaenab, pendapatan Rp 30 juta per bulan kini diraihnya. Sebelumnya hanya berkisar Rp 1,5 juta sebulan.
“Konsep wisata halal terus dikembangkan. Terkait syarat administrasi juga tidak ada masalah. Indonesia juga memiliki standardisasi tinggi. Yang jelas, wisata halal di Indonesia sangat berkualitas dan bisa dipertanggungjawabkan. Hal ini sudah dibuktikan dengan tingginya arus wisatawan dan pesatnya pertumbuhan wisata halal di beberapa daerah,” ujar Masruroh.
Beragam upaya juga dilakukan untuk mendukung kenyamanan wisatawan. Selain fasilitas destinasinya, ada juga penguatan network dengan organisasi multilateral dalam pengembangan infrastruktur.
Wisata ini mendapat payung hukum dan suport dari para stakeholder. Menpar menjelaskan, semua aspek menempatkan Indonesia sebagai destinasi wisata halal terbaik.
“Destinasi wisata halal akan terus berkembang di Indonesia. Semua aspek memenuhi syarat untuk itu. Respons pasar sangat bagus, sehingga investasi terus mengalir. Infrastrukturnya lengkap dan bagus. Pastikan Indonesia menjadi pilihan utama untuk menikmati wisata halal,” tutup menteri yang sukses membawa Kemenpar No. 1 dan terpilih sebagai #TheBestMinistryTourism2018 se-Asia Pasifik di Bangkok.