Suara.com - Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR akan menggelar rapat dengan Sekertariat Negara (Setneg) perihal penutupan Lapangan Tembak Perbakin di kawasan Senayan. Hal itu merupakan tindak lanjut pasca insiden peluru nyasar ke Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen.
Ketua BURT DPR RI, Anton Sihombing menjelaskan, pihaknya telah melaksanakan rapat koordinasi bersama pihak kepolisian. Hasil dari rapat tersebut ialah mereka meminta agar Lapangan Tembak Senayan untuk ditutup.
"Kita putuskan meminta agar Lapangan Tembak ditutup. Yang kedua, kita mengundang (Setneg) secepatnya kalau nggak tanggal 23, tanggal 24," kata Anton di Kompleks Parlemen, Kamis (18/10/2018).
Anton mengatakan, pihak Setneg harus diturutsertakan dalam tindakan lanjutan tersebut karena Setneg sebagai pengelola kawasan Gelora Bung Karno, termasuk Lapangan Tembak Senayan.
Baca Juga: Aceh Diguncang Gempa 5,3 Skala Richter
Selain meminta pihak terkait untuk menutup Lapangan Tembak, Anton pun mengungkapkan bahwa lapangan tembak tersebut harus segera direlokasi. Alasannya, ada ketidaksesuaian Lapangan Tembak ditempatkan di tengah-tengah kota.
"Ya, direlokasi dong. Di kota metropolitan sebesar ini yang penduduknya sekian juta, masa lapangan tembak di tengah-tengah kota," pungkasnya.
Untuk diketahui, insiden peluru nyasar terjadi di Gedung DPR. Insiden itu bermula di lantai 16 yang menyasar ruang Anggota Komisi III Fraksi Gerindra Wenny Warour dan lantai 13 ruang anggota Komisi III Fraksi Demokrat Heri Bambang Purnama pada Senin (15/10/2018).
Dari hasil penyelidikan polisi, peluru nyasar tersebut berasal dari Lapangan Tembak Perbakin Senayan yang lokasinya tak jauh dari gedung DPR. Dua pelaku penembakan telah ditangkap pihak kepolisian.
Tak berhenti sampai situ, peluru nyasar pun kembali ditemukan di tiga ruangan anggota DPR dalam gedung yang sama Rabu (17/10/2018). Indikasi temuan peluru nyasar tambahan tersebut berasal dari aksi penembakan yang terjadi pada Senin.
Baca Juga: Indonesia Belum Bebas dari Perilaku BAB Sembarangan