Akhir Kisah Sariwangi, Teh Celup Pertama di Indonesia

Kamis, 18 Oktober 2018 | 09:48 WIB
Akhir Kisah Sariwangi, Teh Celup Pertama di Indonesia
Temu media #BeraniBicara yang dihelat Sariwangi di Jakarta, Selasa (9/5/2017). (Suara.com/Firsta Nodia)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Untuk generasi tahun 60 dan 70-an, teh Sariwangi pasti tidak asing. Tapi di era milenial ini, Sariwangi pailit. Hakim yang memutuskan Sariwangi pailit, Selasa (16/10/2018) lalu di meja persidangan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat.

Sariwangi merupakan teh celup pertama di Indonesia.

Hakim mengabulkan permohonan pembatalan perdamaian atau homologasi dari PT Bank ICBC Indonesia terhadap PT Sariwangi Agricultural Estate Agency dan PT Maskapai Perkebunan Indorub Sumber Wadung.

Hakim menilai Sariwangi lalai menjalankan kewajiban dalam proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU). Sariwangi punya tagihan utang Rp 1,05 triliun. Sariwangi pailit memiliki utang kepada Bank ICBC Indonesia sebesar 20 juta dolar AS.

Baca Juga: Minum Teh Celup Berkawat Strapler, Awas Bahaya Ini Mengincar!

Akhirnya, Sariwangi pailit

Berikut perjalanan bisnis Sariwangi:

1962, Perusahaan didirikan oleh Johan Alexander Supit

1972, Kantong teh pertama diluncurkan dan nama "Celup" diperkenalkan oleh para pendiri

1973, Peluncuran resmi Sariwangi

Baca Juga: Bakteri Kotak Teh Celup di Kantor 17 Kali Melebihi Toilet

1985, Divisi manufaktur mulai mengekspor produk dikemas selesai merek di seluruh dunia dipesan dari Amerika Serikat, Australia, Inggris, Timur Tengah, Rusia dan baru-baru ini Malaysia

1989, merek teh kantong SariWangi, diakuisisi oleh Unilever

1992, fasilitas manufaktur kedua di Bogor dibangun untuk memenuhi tuntutan produk ekspor dikemas selesai dan fasilitas gudang blending

2002, satu set perkebunan teh PT Indorub, memproduksi 5.000 ton teh

2005, diluncurkan merek baru yakni Sedap Wangi dan tahun 2007 diikuti oleh merek lain baru yang disebut teh kantong bundar SariMurni

2006, mengadakan Mobil Mudik SariWangi pada bulan Ramadan


2007, perkebunan anak perusahaan, Nirmala Estate teh, menambahkan proyek hortikultura dimulai dengan pertanian Rose yang saat ini memproduksi 4.000 batang / hari

2008, perkebunan anak perusahaan, Nirmala Estate teh, menambahkan proyek hortikultura dimulai dengan pertanian Rose yang saat ini memproduksi 10.000 batang / hari

2009, SariWangi memperluas gudang dan fasilitas manufaktur dengan mengakuisisi 3,8 ha sebelah, mampu menampung hingga 60.000 ton teh dicampur per tahun dan menggandakan fasilitas manufaktur untuk 8 miliar kantong teh per tahun

Mei 2011, menakuisi L. Elink Schuurmann, 150 tahun perdagangan lengan perusahaan di Belanda. Hal ini akan memungkinkan kelompok untuk memperluas dan memperkuat operasi di negara-negara Eropa dan CIS.

Juni 2011, Bermitra dengan CLSA modal untuk meluncurkan tanah anak perusahaan manajemen baru operatorship dengan proyek tebu awal 450 ha dengan proyek pipa operasi 5.000 ha perkebunan tebu pada tahun 2014.

2013, pengembangan bisnis perkebunan gula baru seluas 2.400 ha

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI