Guru Nelty Dituduh Sebar Doktrin Anti Jokowi, Siswanya Emosi

Selasa, 16 Oktober 2018 | 21:05 WIB
Guru Nelty Dituduh Sebar Doktrin Anti Jokowi, Siswanya Emosi
[Facebook/Emak-emak Cyber Army]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sejumlah siswa SMAN 87 Jakarta emosional saat menceritakan proses mengajar guru agama Nelty Khairiyah, yang  diduga menyebar doktrin anti-Jokowi ke anak didiknya. Pasalnya, sosok guru Nelty menjadi panutan bagi sejumlah siswa SMAN 87.

Para siswa tersebut menjalani proses pemeriksaan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi DKI Jakarta dan Sentra Sentra Penegakkan Hukum Terpadu (Gakkumdu) di Ruangan Bimbingan Konseling (BK) SMAN 87 Jakarta, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Selasa (16/10/2018).

Pemeriksaan tersebut berkaitan adanya dugaan penyebaran doktrin anti-Jokowi yang dilakukan guru Nelty.

Anggota Bawaslu Provinsi DKI Jakarta Puadi menjelaskan proses pemeriksaan kelima siswa itu awalnya berjalan tidak tegang, malah terkesan sangat santai.

Baca Juga: Mourinho Kembali Berulah, FA Siap Jatuhi Sanksi

"Tadi siswanya yang sudah dimintakan klarifikasi sangat having fun," kata Puadi di lokasi.

Namun, suasana cair itu kemudian berubah saat sejumlah siswa tersebut menjadi emosional mengingat sosok guru Nelty yang disukai oleh banyak siswa-siswi.

"Kemudian siswa tersebut terbawa emosi, karena menurut pengakuan siswa itu, guru Nelty baik dan menjadi panutan," ujarnya.

Dalam pemeriksaan itu, seluruh siswa menceritakan peristiwa yang menyebar di media sosial. Mereka menjelaskan, guru Nelty mengajar dengan tema hari kiamat.

Pada sesi memberikan pelajaran seputar hari kiamat, guru Nelty memberikan satu contoh kasus, yakni bencana alam gempa bumi di kota Palu. Guru Nelty lantas memutar video terjadinya bencana tersebut.

Baca Juga: Pandji Pragiwaksono Ogah Jadi Tim Sukses Capres, Ini Alasannya

"Disampaikan, ini ada gempa, ini merupakan ujian, cobaan, sehingga merupakan pelajaran buat siswa untuk lebih berhati-hati, mempersiapkan untuk kematian," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI