Suara.com - Israel diam-diam dilaporkan mengirimkan bantuan kemanusiaan untuk korban bencana gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah, yang menewaskan lebih dari 1.400 orang tersebut.
Namun, seperti diberitakan Times of Israel, Senin (15/10/2018), Israel dan Indonesia tak memunyai hubungan diplomatik, Kementerian Luar Negeri Israel maupun kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menolak mengomentari hal ini.
Penolakan berkomentar itu dengan kata lain pemerintah Israel tidak mengiyakan, tapi juga tak menyangkal mengirim bantuan kepada korban gempa di Sulteng.
Sementara pada tanggal 3 Oktober 2018, Times of Israel, secara khusus memublikasikan artikel mengenai pengiriman bantuan kepada korban gempa dan tsunami di Kota Palu, Donggala, dan Sigi, Sulteng.
Baca Juga: Babak I: Tandukan Maut Beto Bawa Indonesia Ungguli Hong Kong
"Israel, yang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Indonesia, mengirim alat purifikasi air ke ke daerah-daerah yang terkena bencana. Bantuan itu dikirim melalui Palang Merah," tulis Times of Israel.
Laporan itu juga mengatakan bahwa, Israel juga menyiapkan satu delegasi pekerja terlatih untuk diterjunkan ke Sulteng.
Sementara dalam acara konferensi internasioanal untuk jurnalis Kristen di Yerusalem, Minggu (14/10) akhir pekan lalu, PM Benjamin menegaskan ingin membuka hubungan diplomatik dengan Indonesia sebagai negara dengan populasi umat Muslim terbesar di dunia.
Ia menyebutkan, Indonesia merupakan negara terakhir di dunia yang belum mau membuka hubungan diplomatik dengan Israel.
Pernyataan tersebut merupakan jawaban Benjamin Netanyahu saat mendapat pertanyaan dari Monique Rijkers, aktivis pro-Israel dari Jakarta, dalam konferensi internasional untuk jurnalis Kristen di Yerusalem, Minggu (14/10) akhir pekan lalu.
Baca Juga: Bayi Tewas di Tangan Pacar Ibunya, Dianiaya Semalam Suntuk
“Indonesia sangat, sangat penting bagi kami. Itu adalah negara yang sangat penting. Ini adalah salah satu negara terakhir di dunia yang tidak memiliki hubungan terbuka dan kuat dengan Israel. Sebagian besar negara melakukannya, ” kata Netanyahu seperti diberitakan Times of Israel.
“Muslim di Indonesia lebih dari 200 juta orang. Indonesia juga memunyai puluhan juta orang Kristen. Kami ingin melihat mereka di sini. Kami ingin memiliki hubungan yang baik dengan mereka, ” tambahnya.
Dalam acara tersebut, Monique Rijkers memohon PM Benjamin Netanyahu untuk membuka perbatasan negaranya sehingga orang-orang Indonesia bisa bebas mengunjungi Tanah Suci Yerusalem.
Monique mengacu pada periode singkat awal tahun 2018, di mana Jakarta dan Yerusalem melarang warganya mengunjungi negeri satu sama lain.
"Saya akan mengusahakan soal visa. Kita lihat, apa yang bisa saya lakukan,” kata Netanyahu.