Hal tersebut diamini Mian Simanjuntak. Sebagai praktisi yang pernah ikut serta mengembangkan wisata Raja Ampat, dia mengaku, banyak menemukan warna baru yang menarik.
"Daerah tropis, tapi dingin. Ada kabut. Unik, kaya cerita, dan sangat berbeda,” katanya.
Kepala Dinas Pariwisata Tapanuli Utara, Binhot Aritonang, juga seirama. Menurutnya, skema baru ini adalah salah satu bentuk promosi destinasi yang efektif. Bila disentuh dengan cara yang pas, dia yakin bakal punya 'daya ledak' yang luar biasa.
"Ada prinsip, seeing is believing! Ketika sudah melihat, merasakan sensasinya, baru bisa disusun paket yang menarik untuk market mancanegara. Ini terobosan keren," papar Aritonang.
Baca Juga: Menpar Gembira, Sammy Simorangkir Ngajak Liburan ke Danau Toba