Truk Pembawa Migran Terguling, Tewaskan 22 Orang

Dythia Novianty Suara.Com
Senin, 15 Oktober 2018 | 05:48 WIB
Truk Pembawa Migran Terguling, Tewaskan 22 Orang
Ilustrasi imigran mau menyebrang dari Turki ke Yunani. [AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Setidaknya 22 orang, termasuk sejumlah anak-anak, tewas di Turki dalam sebuah kecelakaan di mana sebuah truk membawa para migran, jatuh dari jalan. Truk itu menabrak penghalang dan mendarat di saluran irigasi setinggi 20 meter, di provinsi barat Izmir.

Sampai berita diturunkan, belum diketahui kebangsaan dari para korban.

Truk itu sedang dalam perjalanan dari Aydin ke Izmir ketika kecelakaan pada hari Minggu (14/10/2018) waktu setempat itu terjadi.

Dilaporkan, truk membawa para migran ke pantai, di mana mereka akan menaiki perahu karet menuju pulau Samos di Yunani.

Baca Juga: Krisis Turki dan Argentina Berdampak ke Afrika Selatan

Selain korban tewas, 13 orang lainnya dibawa ke rumah sakit karena cedera.

Agen DHA mengatakan, sopir yang diketahui berkebangsaan Turki, berusia 35 tahun itu selamat dari kecelakaan itu dan mengatakan kepada polisi bahwa dia membanting setir untuk menghindari kendaraan dari arah berlawanan.

Jaksa telah membuka penyelidikan dan mengatakan pengemudi ada kemungkinan ditangkap setelah menerima perawatan medis.

Turki adalah titik transit utama bagi migran yang melakukan perjalanan dari Suriah dan negara-negara Timur Tengah lainnya, serta dari negara-negara di timur dan di Afrika.

Lebih dari satu juta migran menyeberang ke Yunani selama tahun puncak 2015.

Baca Juga: Mata Uang Anjlok, Orang Kaya di Turki Menyusut

Namun aliran itu turun drastis setelah Uni Eropa dan Turki menandatangani perjanjian untuk mengirim kembali ke migran Turki yang tidak mengajukan permohonan suaka atau yang klaimnya ditolak.

Namun demikian, PBB mengatakan lebih dari 24.500 migran telah melakukan perjalanan laut dari Turki ke Yunani tahun ini, dan 118 diantaranya telah kehilangan nyawa mereka. [BBC/Anadolu]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI