Suara.com - Kardi dan Juhanta, ayah-anak pemancing tenggelam di DAM Tembesi, Batam, Kepulauan Riau, akhirnya ditemukan oleh Tim SAR. Mereka ditemukan dalam keadaan tak bernyawa.
Kedua jasad ditemukan pada hari Sabtu (13/10) sekitar pukul 17.00 WIB. Kondisinya sudah mulai membengkak namun pakaian yang mereka kenakan masih lengkap.
Komandan Pos SAR Batam Handrians Dongoran mengatakan, tim gabungan kembali turun pukul 16.30 WIB. Sebelumnya pencarian dihentikan karena hujan.
"Setelah pencarian lagi tim temukan kedua korban di bagian yang sudah sempat diselami," katanya seperti diberitakan Batamnews—jaringan Suara.com, Minggu (14/10/2018).
Baca Juga: Balas Andi Arief, Sandiaga Uno Pakai Rambut Petai
Handrians mengatakan, kondisi jasad korban ditemukan terapung tepat di lokasi pencarian pada hari pertama.
"Kata tim saya kondisi waktu ditemukan Kardi dalam pelukan ayahnya Juhanta," ucapnya.
Ia melanjutkan, kedua jenazah sudah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara dan sudah diketahui oleh keluarga.
"Kita temukan setelah melakukan penyisiran kembali," katanya.
Pencarian kedua pemancing dilakukan oleh tim gabungan yaitu Ditpolair Polda Kepri, Basarnas, Yonif Raider 136, nelayan setempat dan lainnya.
Baca Juga: 3 Hari Augie Fantinus Ditahan, Surya Saputra Belum Bisa Menemui
Tangisan Meli
Sebelum jenazah keduanya ditemuka, Meli—istri Kardi—tampak setia menunggu proses pencarian suami dan mertuanya Yuhanta.
Meli terlihat duduk di pangkalan nelayan Kampung Trans Barelang, tempat Kardi dan ayahnya berangkat mencari ikan. Dia ditemani beberapa orang tetangganya.
Sesekali ia terisak menangis saat bercengkerama dengan kerabat melalui via telepon. Meli terpaksa mengusap air matanya dengan bagian hijab yang ia kenakan.
Sabtu (13/10) adalah hari kedua pencarian kedua pemancing tersebut. Sementara wanita asal Solok, Sumatera Barat itu sudah berada di lokasi sejak Sabtu pagi. Hingga Sabtu sore ia masih berada di lokasi, hanya bisa memandang jauh ke tengah danau tempat kejadian nahas perahu Kardi terbalik.
Tidak tampak ia makan selama satu hari di lokasi. Ketika kerabatnya menyuruh makan, Meli menolak. Pandangannya tetap jauh ke tengah danau.
"Yang sabar ya, kita doakan cepat bertemu," kata kerabat Meli yang baru datang.
Menjelang sore pencarian juga tidak membuahkan hasil. Bahkan Meli ikut turun bersama tim gabungan untuk mencari Kardi dan Juhanta.
Mengenakan pelampung, Meli menyusuri Dam Tembesi yang sudah beberapa kali makan korban itu.
Tidak sampai 10 menit ia kembali dalam pencarian. Raut wajah Meli masih sama ketika ia berangkat.
"Tidak ada tanda-tanda, perasaan saya arah kesanan dibawa arus," ujarnya menunjuk ke arah kiri Dam Tembesi.
Meli mengatakan, jalur yang dilalui perahu Kardi tidak seperti biasa yang ia lewati, memang arah yang jalur sekarang arusnya cukup deras.
"Biasanya tak pernah lewat situ," katanya.
Ia melanjutkan, menjadi profesi nelayan sudah ditekuni Kardi selama 8 tahun lamanya, di kawasan Dam Tembesi baru tiga tahun belakangan ini menjadi kawasan memancing kardi.
"Selain mancing suami saya juga pasang bubu (alat untuk menangkap ikan yang dibuat dari saga atau bambu)," katanya.
Meli mengakui masih terbayang kenangan ketika suami pamit Jumat (12/10/2018) pagi dari rumah. Kardi berangkat mengenakan baju kaus hitam, jaket biru dan celana jins pendek serta mengunakan sandal jepit.
"Tak ada tanda-tanda, biasa seperti biasa, sarapan pagi kemudian dia pergi," ujarnya.
Terlihat juga Zhalika, anak Kardi juga menunggu di lokasi kejadian. Zhalika atau biasa disapa Lika anak semata wayang Kardi yang masih duduk kelas 1 SDN 016 Sagulung.
"Bapak dan kakek tenggelam," kata Lika ketika ditanya kejadian itu. Mata Lika sempat berkaca-kaca ketika sang ibu kembali menangis.
Berita ini kali pertama diterbitkan Batamnews.co.id dengan judul “Dua Pemancing Tenggelam Ditemukan, Jasad Kardi dan Juhanta Saling Berpelukan"