Menurut Tuwuh, perusakan terjadi sekitar pukul 23.30 WIB di sekitar pintu masuk Pantai Baru, tepatnya dekat patung ikan hiu dan macan yang menjadi ikon pantai tersebut.
Gerombolan orang sekitar 50 orang datang mengendarai sekitar 20 kendaraan roda empat dan sejumlah kendaraan roda dua.
Mereka langsung merusak gapura tempat acara, meja, dan mengobrak-abrik kursi tamu yang sudah tertata rapi.
"Bilang Allahu Akbar, pakai cadar, nyacah bonggol [mencacah penjor] otomatis bawa senjata tajam," kata Tuwuh.
Baca Juga: AJI: Investigasi IndonesiaLeaks Tak Punya Motif Politik 2019
Setelah melakukan perusakan, pelaku kemudian memasang spanduk bertuliskan, "Kami menolak Semua Kesyirikan Berbalut Budaya Sedekah Laut atau Selainnya".
Tuwuh mengakui menyaksikan langsung kejadian tersebut, namun tidak bisa berbuat banyak karena ketakutan.
Akibat kejadian tersebut, sejumlah agenda termasuk agenda puncak berupa labuhan pun batal digelar. Acara hanya menggelar pentas kesenian reog. Makanan sesajian juga akhirnya dibagikan langsung kepada warga.
Ia tidak tahu acara sedekah laut tersebut dianggap syirik. Sejauh ini, acara tersebut sudah rutin digelar setiap tahun. Dana untuk upacara pisungsung jaladri (sedekah laut) murni hasil swadaya dari masyarakat sekitar yang terkumpul sekitar Rp 50 juta.
"Sudah dipersiapkan 15 hari sebelumnya," ucap Tuwuh.
Baca Juga: Maradona: Lionel Messi Tak Pantas Jadi Kapten Argentina!
Kontributor : Abdus Somad