Suara.com - Warga Dusun Jambusok, Desa Prambanan, Kecamatan Gayam, Pulau Sapudi, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, masih trauma untuk melakukan aktifitas di dekat bangunan yang terdampak gempa bermagnutido 6,3 beberapa waktu lalu.
Salah satu bangunan yang dijauhi warga adalah Masjid Muratul Muridin. Meski masjid tersebut terlihat kokoh berdiri di antara rumah-rumah dan madrasah yang rusak parah, warga memilih untuk tidak menggunakannya beribadah.
Jika dilihat dari kejauhan, masjid berwarna putih itu sepertinya tidak terdampak. Namun, ketika didekati, banyak tembok-tembok retak bahkan keramik lepas.
Salah satu warga Kecamatan Gayam yang masih trauma adalah Sarimin (80). Dia mengatakan, sampai saat ini dia memilih untuk tidak tidur di dalam rumah. Bahkan untuk salat, ia lebih memilih di tempat yang terbuka.
Baca Juga: Teriak Allahu Akbar, Gerombolan Cadar Rusak Prosesi Sedekah Laut
"Saya masih takut. Meski rumah saya tidak rusak parah, masih trauma mendengar suara-suara gempa yang mengakibatkan rumah hancur. Saya juga salat di luar,” cerita Sarimin saat ditemui Suara.com ketika di Pos Kesehatan, Minggu(14/10/2018).
Rustini juga demikian. Demi keamanan dirinya, Rustini memilih beribadah di tempat terbuka. "Saya tak berani ke masjid. Saya masih takut," katanya.
Meski demikian, masjid tersebut bukan berarti tidak berfungsi. Pantauan Suara.com, yang berani menggunakan adalah anggota TNI-Polri BBM maupun relawan.
Kontributor : Achmad Ali
Baca Juga: Ini Harapan Taufik Hidayat: Atlet Normal Petik Pelajaran APG 2018