Suara.com - Bambu merupakan salah satu produk Hasil Hutan Bukan Kayu yang memberikan nilai ekonomi dan ekologi yang cukup tinggi bagi rakyat. Bambu juga memiliki potensi yang sangat banyak dengan prospek yang menjanjikan.
Bambu merupakan salah satu komoditas yang dihasilkan dari Hutan Rakyat. Hutan Rakyat merupakan bagian dari Perhutanan Sosial, tumbuh di atas tanah yang dibebani hak atas tanah atau hak lainnya yang dimiliki oleh rakyat.
"Terkait hal ini, Kementerian LHK memberikan dukungan untuk Kelompok Usaha Perhutanan Sosial dalam bentuk pendampingan, baik penguatan kelembagaan maupun pemasarannya," ujar Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (PSKL), Bambang Supriyanto.
Seperti halnya di Desa Mekarharja, Kecamatan Purwaharja, Kota Banjar, Jawa Barat. Kelompok masyarakat di desa ini mengusahakan bambu sebagai komoditas utama untuk menopang kehidupan sehari-hari.
Baca Juga: KLHK Gelar Diskusi Perlindungan Sistem Penyangga Kehidupan
Menurut Amin Hambali, Ketua Kelompok Usaha Perhutanan Sosial Bambu Desa Mekarharja, usaha bambu ini mampu memberikan lapangan pekerjaan masyarakat dan mencukupi kehidupan sehari-hari kelompok.
Produk kelompok usaha ini antara lain, peralatan makan, tas bambu, keranjang, bambu laminasi, rumah bambu, dan bambu awetan.
"Produk bambu dari desa ini telah dipasarkan ke seluruh Indonesia, dan bahkan diekspor ke Cina," ujar Amin, saat ditemui di workshop Sahabat Bambu Banjar, Jumat (12/10/2018).
Amin juga menjelaskan, untuk mendapatkan bambu sebagai bahan utama tidak sulit.
“Di daerah sini banyak pohon bambu, jadi tidak susah mendapatkannya. Namun kadang ada permintaan jenis bambu tertentu dari pembeli, sehingga kadang harus mencari keluar daerah atau ke komunitas bambu lainnya,” ujar Amin.
Baca Juga: KLHK Raih Peringkat 3 Audit Kearsipan Eksternal
Adanya ketersediaan pohon bambu yang melimpah di hutan rakyat Desa Mekarharja, menjadikan masyarakat kreatif untuk mengolah bambu menjadi berbagai kerajinan warganya.