Suara.com - Calon Presiden Prabowo Subianto berpidato dalam acara bertajuk Silahturahmi Kebangsaan dan Penyampaian Aspirasi Kepada Pasangan Capres dan Cawapres: Penguatan Visi Kebangsaan yang diselenggarakan Pergerakan Indonesia Maju (PIM) di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Jumat (12/10/2018).
Dalam pidatonya, Prabowo Subianto menegaskan bahwa dirinya tidak meminta dukung kepada anggota Dewan Nasional PIM. Namun, Prabowo Subianto menegaskan bahwa pemimpin yang membohongi rakyat tidak layak dipilih.
“Yang tidak boleh adalah kita mengakali atau membohongi rakyat, sangat berbahaya. Siapapun yang dipilih, kita hormati karena ini negara kita satu-satunya. Kita ingin semuanya baik, kita ingin adil dan makmur,” ujar Prabowo Subianto.
Prabowo Subianto hadir dalam acara itu atas undangan dari Ketua Dewan Nasional PIM, Din Syamsuddin melalui surat resmi dan WhatsApp. Meskipun sedang dalam kondisi yang kurang sehat, Prabowo masih menyempatkan untuk hadir pada acara tersebut.
Baca Juga: Prabowo Subianto Bertolak ke Hambalang Usai Ambil Nomor Urut
“Saya dan pak Din kawan lama mungkin dari tahun 90. Mungkin 25 tahun, lumayan juga ya,” kata Prabowo Subianto.
Perbedaan pandangan soal politik tak membuat Prabowo Subianto lantas tidak memenuhi undangan Din Syamsudin. Keputusannya untuk tetap hadir juga didasari dengan perasaan ingin menghormati Jokowi yang saat itu kemungkinan bisa hadir.
“Saya sudah suruh cek pak Jokowi datang tidak, belum ada konfirmasi. Datang nggak, ya? Saya nggak enak ah. Saya melihat Din Syamsuddin dulu kawan saya dan kawan tetap kawan. Pandangan politik boleh berbeda, yang penting kita ingin mencari mengatasi masalah untuk negara dan bangsa,” ujar Prabowo Subianto.
Prabowo Subianto datang tanpa wakilnya, Sandiaga Uno yang masih menjalani kampanye di Yogyakarta. Serupa dengan Sandiaga, pasangan Capres-Capres nomor urut 01 Joko Widodo - Maruf Amin hanya diwakilkan oleh Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN), Arsul Sani.
Baca Juga: Asian Games 2018 Sukses, Prabowo Subianto Puji Pemerintah