Suara.com - Calon Presiden Prabowo Subianto merasa lega saat ini sudah didukung dengan teknologi sosial media atau sosmed. Sebelum ada sosmed, Prabowo mengaku sempat kesulitan untuk berbicara banyak ke publik.
Prabowo mengatakan, sudah bertahun-tahun dirinya menyampaikan keresahannya melihat kondisi kekayaan alam Indonesia yang tidak dimanfaatkan untuk memajukan negara. Namun, Prabowo malah ditertawakan oleh para elite.
"Sistem ekonomi sekarang ini telah mengakibatkan kita sekarang terjadi suatu fenomena itu, saya sebut mengalir keluar kekayaan nasional. Ini saya lontarkan berapa belas tahun yang lalu dan elite mentertawakan saya dan mengucilkan saya," ujar Prabowo saat berpidato di Rakernas Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) di Pondok Pesantren Minhajurrosyidin, Pondok Gede, Jakarta Timur, Kamis (11/10/2018).
Tak hanya itu, Prabowo mengaku dirinya dihalang-halangi untuk tidak berbicara akan keresahannya tersebut kepada media yang ingin mewawancarainya.
Baca Juga: Grogi Pidato di Depan Ulama LDII, Prabowo: Depan Tentara Biasa
Namun ia kini bersyukur dengan adanya kecanggihan teknologi sosial media, Prabowo tak takut untuk menyampaikan pandangan-pandangannya soal kondisi negara.
"Saya ditutup dari media-media yang pernah dikasih kesempatan wawancara. Sekarang ada sosmed jadi sudah tidak bisa mereka tutup-tutupi saya lagi, alhamdulillah," ujar dia.
Berbanding terbalik dengan kondisi dahulu kalau Prabowo sulit mendapatkan kesempatan untuk wawancara dengan media, kini dirinya malah bisa memilah dan memilih media mana yang ia terima untuk bisa mewawancarainya.
"Sekarang kalau mereka mau wawancara, malah saya pikir-pikir dulu. Kalian taulah channel apa itu, iya kan? Saya nggak sebut namanya, gak etis," ujar Prabowo mengundang tawa para peserta Rakernas LDII.
Baca Juga: Pertemuan IMF Tak Terdampak Gempa Situbondo