Suara.com - Viktoria Marinova, perempuan jurnalis di Bulgaria yang baru-baru ini menjadi pembawa acara gelar wicara khusus liputan investigatif, diperkosa dan dibunuh.
Perempuan berusia 30 tahun itu ditemukan tewas pada hari Sabtu (6/10) akhir pekan lalu, dan memicu kemarahan publik seantero Eropa.
Motivasi pemerkosaan dan pembunuhan Marinova belum diketahui. Polisi juga mengakui belum menemukan titik temu antara kasus tersebut dengan pekerjaan Marinova sebagai jurnalis.
Namun, karena Marinova adalah jurnalis ketiga yang dibunuh di Eropa sejak tahun lalu, kabar tersebut memicu kegelisahan mengenai keselamatan pewarta di benua tersebut.
Baca Juga: Penalti Fabiano Beltrame buat Persib Tertinggal di Babak Pertama
"Sekali lagi, seorang jurnalis yang pemberani dalam perjuangan demi kebenaran serta melawan korupsi harus menjadi korban kebiadaban,” kecam Wakil Presiden Komisi Eropa Frans Timmermans di Brussels, seperti diberitakan The Washington Post, Selasa (9/10/2018).
Frans memastikan, Uni Eropa akan memberikan dukungan kepada kepolisian Bulgaria untuk segera mengungkap kasus pemerkosaan dan pembunuhan Marinova.
Sementara Menteri Dalam Negeri Bulgaria Mladen Marinov tetap berkukuh tak ada kaitan antara kasus itu dengan pekerjaan Marinova.
"Ini tentang pemerkosaan dan pembunuhan," tegas Marinov.
Sejumlah media di Bulgaria melaporkan, lokasi tempat mayat Marinova ditemukan berada di dekat fasilitas pskiatris. Karenanya, pihak berwenang tengah menyelidiki apakah seorang pasien memerkosa serta membunuh Marinova.
Baca Juga: Bisnis Seks Online, Wanita Korsel Dijebak dan Ditangkap
"Para kriminolog terbaik telah dikirim ke Ruse (daerah lokasi pembunuhan Marinova). Jadi jangan terburu-buru berspekulasi," kata Perdana Menteri Bulgaria Boyko Borissov.
Marinova, mantan jurnalis lifestyle (gaya hidup), adalah presenter program gelar wicara liputan investigatif untuk stasiun televisi TVN, saluran populer di timur laut Bulgaria.
Bulan lalu, ia mulai melakoni sebagai pembawa acara program yang dinamakan ”Detektor” tersebut. Sebelum ditemukan tewas, program yang dibawakan Marinova fokus pada upaya investigasi dua jurnalis terhadap kasus korupsi.
Kasus itu adalah dugaan penyelewengan dana oleh jaringan perusahaan di Bulgaria. Sementara dua jurnalis yang melakukan peliputan investigatif kasus itu, yakni Dimitar Stoyanov (Bulgaria Bivol) dan Attila Biro (Rise Project) sempat ditahan polisi pada pertengahan September.
Sementara Transparency International, organisasi nirlaba pengawas korupsi global, mengidentifikasi Bulgaria sebagai negara paling korup di Uni Eropa.
Sementara Reporters Without Borders –organisasi penganjur kebebasan pers—menempatkan Bulgaria di peringkat 111 dari 180 negara dalam indeks kebebasan pers tahunan, atau terendah di Uni Eropa.
Atanas Tchobanov, Pemimpin Redaksi Bivol, mengatakan dalam sebuah wawancara telepon bahwa dia skeptis terhadap respons pemerintah mengenai pembunuhan Marinova.
"Kami tidak dapat mengecilkan kemungkinan dan versi apa pun, tetapi jika Anda menyelidiki pembunuhan itu, Anda mencari motif," katanya.