Jokowi Ucapkan Alfatekah Jadi Polemik, Nusron Wahid: Aksen Jawa

Selasa, 09 Oktober 2018 | 16:18 WIB
Jokowi Ucapkan Alfatekah Jadi Polemik, Nusron Wahid: Aksen Jawa
Joko Widodo. (Suara.com/Arga)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Jokowi kembali menjadi sorotan warganet, saat mengucapkan judul surah Alquran yang seharusnya “Al Fatihah” menjadi “Al Fatekah”.

Pengucapan seperti itu dilakukan Jokowi saat berpidato membuka Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional ke-27 di Medan, Sumatera Utara.

Menanggapi hal tersebut, politikus Partai Golkar Nusron Wahid langsung membela capres petahana pada Pilpres 2019. Menurutnya, Jokowi terbiasa menggunakan bahasa Jawa.

"Alkhamdulillahirabbil'alami, alkhamdulllaaah. Ya Owoh. Kadang-kadang orang Jawa bilang begitu. (Contoh) Lakhaula walakuwata illabillah, orang Jawa kayak begitu, biasa," ujar Nusron di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (9/10/2018).

Baca Juga: Hakim Suhadi Janji Lanjutkan Semangat Artidjo Berantas Korupsi

Nusron mengajak warganet tidak lagi mempersoalkan hal tersebut. Namun Nusron membenarkan kalau dalam salat pengucapan harus fasih.

"Alhamdulillahirabbilalamin, harus jelas. Kalau memang logatnya oang Jawa itu yang memang seperti itu. Apa, bilang Ashar tidak bisa, ngashar kok. Bilang makan, mangan," kata dia.

"Ini karena apa? karena aksentuasi, logat, nanti lama-lama ornag mempersoalkan tentang bahasa, kenapa ngomong Rika kok bukan Riko, orang tradisi Banyumas sama Jawa Timur berbeda. Kan begitu," lanjut Nusron.

Menurut Nusron, warganet yang mempersoalkan ucapan Jokowi tidak paham tentang anatomi multikulturalnya Indonesia.

"Betapa luasnya aksentuasi bahasa di Indonesia. Nah, dan hanya sedikit orang yang bisa memahami bahasa tersebut. Alfatekhah. kadang ya Allah, bukan Ya Alloh orang Jawa bilang," katanya.

Baca Juga: PA 212 Kawal Amien Rais, Kubu Jokowi: Mereka Tak Percaya Polisi

Nusron kemudian mencontohkan ada orang tua yang suka menyebut masya allooh, sementara ucapan yang benar adalah masya Allah.

"Kan angel (susah) mulut orang Jawa ngomong seperti itu, dilatih tajwid dalam bahasa keseharian. Yang penting tajwid dipakai saat salat, baca Alquran. Tidak tereduksi makna lafalnya sesuai dengan tajwid maupun yang kiroahnya," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI