“Dalam Global Entrepreneurship Index tahun 2017, peringkat kewirausahaan kita masih di ranking 90 dari 137 negara. Di tingkat Asia Pasifik, peringkat kita ke-16 dari 24 negara. Jumlah inovasi dan paten kita juga masih rendah, yaitu peringkat 87 dari 137 negara. Artinya masih banyak pekerjaan besar yang harus kita selesaikan,” kata Jokowi, seperti diberitakan Medan Headlines—jaringan Suara.com.
Banyak cara dapat dilakukan pimpinan universitas untuk mengembangkan semangat kewirausahaan itu di lembaganya masing-masing.
Salah satunya yang disebut Jokowi ialah, dengan membangun ekosistem bagi para wirausaha pemula dan mengembangkan sejumlah skema pembiayaan alternatif bagi mereka.
Meski demikian, dirinya mengingatkan bahwa semangat kewirausahaan ini tidak selalu berbicara soal keuntungan dan bisnis. Banyak masalah-masalah sosial yang juga harus dipecahkan oleh para wirausaha ini.
Baca Juga: Panggilan Amin Rais, Ma'ruf Amin: Itu Urusan Polda Metro Jaya
“Kewirausahaan tidak selalu semata menghasilkan profit bagi perusahaan, tapi juga melahirkan benefit bagi masyarakat luas. Berusaha menjadi sociopreneur yang memecahkan masalah sosial melalui cara-cara kewirausahaan. Sungguh saya berharap agar pendidikan tinggi mampu meningkatkan perannya dalam pengembangan ekosistem untuk mencetak para sociopreneur,” tuturnya.
Pada penghujung acara, Jokowi dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo diberi kenang-kenangan ulos. Ulos “gatip” untuk Presiden dan ulos “ragi-ragi” untuk Ibu Iriana, makna dari kedua ulos itu adalah agar sepanjang hayat sehat, bahagia bersama keluarga.