Suara.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebanyak 1.763 korban jiwa yang terdampak gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah berdasarkan pembaruan data korban hingga pukul 13.00 WIB pada Minggu (7/10/2018).
"Dari 1.763 orang yang meninggal dunia, sebanyak 1.755 jenazah telah dimakamkan," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam konferensi pers 'Update Tanggap Bencana Sulawesi Tengah' di Kantor BNPB, Jakarta, Minggu.
Sementara, berdasarkan data BNPB yang diperbarui pada Sabtu (6/10) pukul 13.00 wib sebanyak 1.649 korban meninggal dunia.
"Sampai hari ini pukul 13.00 WIB jumlah korban jiwa terus bertambah karena memang tim SAR (pencarian dan penyelamatan) gabungan yang dikoordinir oleh Basarnas terdiri dari TNI, Polri, Kementerian ESDM, relawan bahkan masyarakat juga terus melakukan pencarian korban sehingga tercatat 1.763 orang meninggal dunia," jelasnya.
Baca Juga: Peserta IMF World Bank Tinjau Lombok Pasca Dilanda Gempa
Dari 1.763 orang yang meninggal dunia itu, satu di antaranya adalah warga negara Korea Selatan dan dimakamkan oleh pihak keluarganya.
Total korban jiwa itu terdiri dari 159 orang di Donggala, 1.519 orang di Kota Palu, 69 orang di Sigi, 15 orang di Paragi Moutong, dan satu orang di Pasangkayu, Sulbar.
Dari 1.519 korban meninggal dunia di Kota Palu, sebagian besar akibat diterjang tsunami dan tidak sempat menyelamatkan diri.
"Kota Palu memang paling banyak. Korban paling banyak adalah disebabkan tsunami untuk di Kota Palu," tuturnya.
Dia menuturkan, masih banyak korban di Kabupaten Sigi diperkirakan tertimbun dan belum ditemukan sampai saat ini.
Baca Juga: Cari Korban Gempa Palu, TNI Temukan Harta Karun Rp 1 Miliar
Sutopo menuturkan dari total 1.755 korban yang telah dimakamkan, sebanyak 753 jenazah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Paboya dengan pemakaman secara massal. Kemudian, 35 dimakamkan secara massal di TPU Pantoloan.