“Alhamdulillah kami bisa naik mobil. Ternyata, pengemudinya polisi dan di sebelahnya, komandannya. Polisi itu juga baru saja lolos dari runtuhnya mal saat mengantre pengambilan nomor dada acara maraton,” Bambang mengisahkan.
Di perjalanan, ada seorang perempuan gemuk mengetuk kaca. Ia meminta ikut karena sudah tidak kuat berjalan. Perempuan ini juga kehilangan suaminya.
Akhirnya kita duduk bertiga di belakang.
Di perjalanan, Suzan berkali-kali memberitahu kendaraan lain agar kembali ke arah jalur evakuasi, sebab banyak yang tak tahu jalur evakuasi. Mereka justru mendekat arah pantai.
Baca Juga: Festival Pesona Raja Ampat 2018 Jadi Incaran Turis Mancanegara
Sepanjang perjalanan ke atas, kami melihat beberapa jalan aspal terbelah ke atas dan ambrol. Membuat jalur jadi macet.
Akhirnya, kami sampai di rumah dinas Kapolda Sulteng. Sebagian tembok pagarnya runtuh dan di dalam rumahnya porak poranda.
Di tempat inilah, Bambang akhirnya bisa berganti baju. Ia pun dipinjamkan celana pendek dan sarung.
“Malam itu, aku diberikan makan. Walau cuma masuk sedikit, tapi lumayan terisi. Aku diberikan obat untuk luka-luka di kakiku,” katanya.
Bambang sempat mengajak Suzan untuk kembali ke hotel, yapi Suzan tidak mau. Suzan sendirilah yang ingin kesana.
Baca Juga: Tinjau Persiapan Festival Fulan Fehan, 1.500 Penari Sambut Menpar
Ia minta diantar motor polisi, sekaligus mencari tahu teman-teman yang lain.