Papa, Ikhlaslah, Tuntun Saya Baca Dua Kalimat Syahadat....

Reza Gunadha Suara.Com
Minggu, 07 Oktober 2018 | 17:29 WIB
Papa, Ikhlaslah, Tuntun Saya Baca Dua Kalimat Syahadat....
Foto udara rumah-rumah warga yang hancur akibat gempa 7,4 skala Richter di Perumnas Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah, Senin (1/10). [Antara/Hafidz Mubarak]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Singkat kata, penduduk dan Petobo memiliki kehidupan keseharian, sebagaimana kelurahan-kelurahan di wilayah lainnya.

Mengerikan

Pada Jumat (28/9) petang, kondisi jalan begitu ramai, hiruk pikuk kendaraan lalu lalang meilintas di Jalan HM Soeharto yang menghubungkan Desa Ngata Baru, Kabupaten Sigi.

Ada sebagian pulang dari tempat kerja mereka, ada yang di rumah, dan ada pula menuju masjid menunaikan salat Maghrib.

Baca Juga: Diduga Makan Mayat Korban Gempa Sulteng, Warga Takut Konsumi Ikan

Akan tetapi, suasana yang tadinya ramai dan terasa normal saja, seketika berubah menjadi situasi yang mengerikan.

Penduduk berhamburan setelah bumi terasa berguncang keras, bangunan-bangunan runtuh akibat gempa tersebut.

Gempa berdurasi delapan detik itu seketika mengeluarkan air bercampur lumpur dari perut bumi hingga terjadi gelombang lumpur.

Penduduk limbung, bangunan runtuh, bahkan bergerak dengan sendirinya mengikuti pergerakan tanah bercampur lumpur yang berguncang akibat gempa.

Jalan beraspal patah dan mengerucut, ada pula yang hanyut terseret pergerakan tanah hingga puluhan, bahkan seratusan meter.

Baca Juga: Hasil F1 GP Jepang: Lewis Hamilton Tak Terbendung di Suzuka

Hajali Tenggo (71 tahun), salah satu warga di Petobo Atas yang menyaksikan peristiwa itu menceritakan, saat itu dia berada dalam kamar tidurnya mempersiapkan diri untuk menunaikan salat Maggrib di masjid, yang berjarak sekitar 20 meter dari rumahnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI