Dengan bantuan sebuah organisasi kemanusiaan yang membantu orang-orang Yazidi, ia mengungsi ke Jerman. Di sana ia mulai mendedikasikan hidupnya untuk memperjuangkan kelompok minoritas Yazidi dan para perempuan yang mengalami kekerasan seksual.
Nadia, karena perjuangannya, lalu diangkat sebagai Duta Besar Perdamaian PBB untuk para penyintas perdagangan manusia. Pada 2017 ia menerbitkan buku berjudul "The Last Girl" dan pada tahun yang sama Dewan Keamanan PBB mengumumkan komitmen untuk membantu Irak mengumpulkan bukti-bukti kejahatan kemanusiaan ISIS.
Sebelum 2014, jumlah komunitas Yazidi di Irak sekitar 550.000 jiwa. Kini sudah 100.000 orang Yazidi meninggalkan Irak ribuan lainnya masih bertahan di wilayah Kurdistan.
Pada Agustus kemarin Nadia mengumumkan telah bertunangan dengan rekan sesama aktivis Yazidi bernama Abid Shamdeen.
"Perjuangan untuk rakyat kami telah menyatukan kami dan kami akan terus berjuang bersama," tulis Nadia.