Suara.com - Ratusan warga Makassar dan sejumlah daerah lain di Sulawesi Selatan tertipu pesan berantai berisi tawaran mengadopsi anak-anak korban gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah. Pesan itu menyebar di sejumlah grup maupun obrolan pribadi WhatsApp.
Dalam pesan itu, disebutkan sedikitnya 100 anak yatim piatu korban gempa Sulteng yang dievakuasi ke TK Akar Panrita Mamminasata, Jalan Raya Baruga, Kelurahan Antang, Kecamatan Manggala, Kota Makassar, siap diadopsi.
Pesan berantai yang marak sejak Kamis (4/10) tersebut, sontak membuat ratusan orang berduyun-duyun mendatangi pengungsian yang dimaksud.
Namun, Kepala Sekolah TK Akar Panrita Mamminasata Fitriana Basira menegaskan, semua kabar itu merupakan hoaks alias bohong.
Baca Juga: Bertemu di Istana, Jokowi Baru Tahu Sutopo Idap Kanker Stadium 4
”Sekolah kami di bawah Yayasan Akar Pantita, dan benar menampung anak-anak korban gempa dan tsunami Sulteng. Tapi jumlah 84 orang dan tidak untuk diadopsi,” kata Fitriana di temui di kantor Yayasan Akar Panrita, Jumat (5/10/2018).
Selain itu, kata dia, puluhan bocah korban bencana itu juga masih memunyai orangtua maupun kerabat. Karenanya, sekolah mereka juga terdapat 31 perempuan dewasa dan seorang lelaki dewasa.
"Warga yang mau mengadopsi sudah berdatangan sejak Kamis sore. Kami dari yayasan menegaskan, anak-anak yang ditampung tidak buat diadopsi. Itu hoaks. Kami bisa memenuhi semua kebutuhan mereka,” tegasnya lagi.
Apalagi, kata Fitriana, adopsi anak korban bencana gempa Sulteng secara prosedural tidak bisa dilakukan. Sebab, orangtua mereka masih ada yang berstatus hilang.
Ia menyebut, hingga Jumat hari ini, sudah 500 orang mendatangi atau sekadar menelepon TK Akar Panrita Mamminasata, bermaksud untuk mengadopsi.
Baca Juga: JK Target Pemulihan Pasca Bencana Gempa Sulteng 2 Tahun
"Kami merasa terganggu oleh pesan berantai hoaks tersebut. Nama yayasan kami juga menjadi rusak. Kami tegaskan, yayasan memunyai niat baik untuk menolong saudara-saudara kita di Sulteng,” kata perempuan kelahiran Palu tersebut.