Ribuan Korban Gempa Palu Terombang-Ambing 24 Jam di Laut

Kamis, 04 Oktober 2018 | 23:25 WIB
Ribuan Korban Gempa Palu Terombang-Ambing 24 Jam di Laut
Pengungsi gempa Palu di Makassar. (Suara.com/Lirzam Wahid)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gelombang eksodus manusia pascagempa dan tsunami di Sulawesi Tengah terus bertambah. Untuk pertama kalinya, sebanyak 1.609 pengungsi tiba di Kota Makassar menumpang KRI 590 Makassar, Kamis (4/10/2018) siang.

KRI 590 Makassar yang mengangkut 1.609 orang korban gempa dan tsunami di Kota Palu, Sigi dan Donggala tiba di dermaga Pelabuhan Soekarno Hatta, Kota Makassar, sekira pukul 12.45 Wita. Suasana haru dan tangis pengungsi pecah sesaat setelah perjalanan selama 24 jam di lautan.

Ratusan petugas keamanan maupun tim medis sudah disiagkan di dermaga untuk mengevakuasi sembil pengungsi yang sakit. Sedangkan lainnya langsung ditempatkan di terminal penumpang Pelabuhan Soekarno Hatta.

Tangis haru sejumlah pengungsi tampak saat berjumlah sanak famili yang sudah menanti di Kota Makassar. Mereka sesekali berpelukan untuk melepas rindu dan kekawatiran.

Baca Juga: Ajak Anak Korban Gempa Bermain, Bisa Redakan Traumanya

Sejumlah pengungsi lain langsung dibawa ke posko kesehatan untuk mendapat perawatan sementara akibat kelelahan maupun trauma.

"Jadi kita bagi, yang sakit langsung di rumah sakit, yang tidak punya keluarga atan atau transit dibawa ke Asrama Haji Sudiang dulu, dan yanh ada keluarga bisa dijemput di terminal penumpang," jelas Kepala Otoritas Pelabuhan Utama Makassar, Rahmatullah.

Salah satu korban gempa dan tsunami yang berhasil selamat, Zahmira (18) memeluk kerabatnya yang sudah menunggu di terminal penumpang. Setelah berbincang beberapa menit lamanya, mereka berencana akan pulang ke kampung halaman di Kabupaten Polowali Mandar, Sulawesi Barat.

Perempuan muda itu bersama ayah dan ibunya selamat. Ia merupakan warga Sulbar yang kebetulan berlibur usai kelulusan sekolah di Kota Palu, sekaligus menjenguk kakaknya di sana.

Namun siapa sangka, liburannya berubah drastis saat gempa mengguncang rumah mereka di Pantoloan, Palu Barat, disusul gelombang besar yang terus menyapu seluruh pantai hingga daratan.

Baca Juga: Basarnas Ungkap Dua Kendala Evakuasi Korban Gempa Sulteng

"Kami langsung berbamburan keluar, naik ke gunung untuk menyelamatkan diri," jelas Zahmira.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI