Suara.com - Badan SAR Nasional mengungkapkan, akses penerangan yang belum mumpuni serta sedikitnya jumlah kendaraan berat menjadi kendala dalam evakuasi korban gempa disertai tsunami di Sulawesi Tengah.
Kepala Biro Perencanaan Basarnas Abdul Haris mengatakan, pasokan listrik sudah tersedia, tapi belum optimal sebagai perlengkapan vital petugas penyelamat.
"Minimnya penerangan menjadikan kami sulit mencari korban. Listrik sudah ada tapi belum optimal. Akhirnya, kami masih menggunakan genset di sejumlah lokasi pencarian,” kata Abdul Haris di Graha BNPB, Jakarta Timur, Kamis (4/10/2018).
Selain itu, jalan masuk ke lokasi pencarian juga tergolong penuh rintangan, sehingga alat-alat berat untuk mengevakuasi korban sulit untuk dibawa masuk ke medan operasi.
Baca Juga: Prediksi Chelsea vs Vidi FC, Waspadai Faktor Kelelahan
"Kesulitan untuk memasukkan alat berat ke lokasi kejadian karena akses jalan terputus." ujarnya.
Tempat fokus penyelamatan korban ada di Hotel Roa-roa; Kabupaten Sigi; Balaroa; Petobo; Mamboro; Pantai Talise; Hotel Grand Mercure; Mandala Finance; dan, Tafiz Jalan Kartini.
Meski banyak kendala, Haris tetap optimistis bisa menyelamatkan korban hidup yang kemungkinan masih terjebak di bawah reruntuhan.