Suara.com - Menteri Pertanian (Mentan), Amran Sulaiman, hari ini, Kamis (4/10/2018), menyerahkan bantuan bagi korban gempa dan tsunami Donggala - Palu, Sulawesi Tengah. Bantuan senilai Rp 25 miliar ini berupa bahan pangan pokok, sandang, dan berbagai bentuk bantuan lainnya, dalam 500 truk.
Bukti kepedulian pada korban gempa dan tsunami yang tengah diselimuti duka, terkumpul lewat penggalangan bantuan yang diinisiasi Kementerian Pertanian (Kementan), Sahabat Rakyat Indonesia (SRI) Pemprov Sulawesi Selatan, dan para stakeholder Kementan.
"Ini atas arahan Presiden RI, Bapak Jokowi ,agar para menteri segera turun membantu korban gempa sesuai bidang masing-masing," katanya, di Lapangan Hasanudin, Makassar, Kamis (4/10/2018).
Sebanyak 500 truk bantuan yang dikirimkan bagi korban gempa dan tsunami dikoordinasikan melalui seluruh Direktorat dan Badan di lingkungan Kementan. Barang yang terkumpul, antara lain terdiri atas perlengkapan tinggal dan bahan makanan, seperti minyak goreng, ayam, telur, beras, tenda dan selimut.
Baca Juga: Cegah Hama Wereng, Kementan Ajak Petani Kembangkan Tanaman Sehat
"Ini ada korban yatim piatu. Saya minta kepada perusahaan yang hadir untuk memberi perlengkapan dan kebutuhan sehari-hari," kata Amran.
Laporan sementara dari lokasi bencana, para pengungsi masih mengeluh kekurangan bahan kebutuhan pokok, seperti makanan dan air. Pengiriman bantuan bahan pangan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pengungsi, yang kini menempati lokasi pengungsian darurat.
Kementan juga menjalin kerja sama dengan SRI untuk membantu penggalangan dana bantuan dengan membuka Posko Bantuan "Peduli Gempa & Tsunami Palu - Donggala - Sulteng".
Bantuan Pemulihan Lahan Pertanian
Selain bantuan bahan pangan bagi pengungsi, Kementan juga tengah menyusun langkah rehabiltasi terhadap lahan pertanian yang terkena dampak bencana. Tim khusus diturunkan untuk menghitung luas lahan pertanian di Sulawesi Tengah yang rusak akibat gempa dan tsunami.
"Kami melihat kerusakannya seperti apa. Pasti kami beri bantuan melalui APBN, bisa dengan bantuan benih atau mesin pertanian," kata Amran, usai memberi kuliah umum di Universitas Negeri Padang (UNP), Rabu (3/10/2018).
Baca Juga: Perkuat Ekonomi Nasional, Mentan Lepas Ekspor Manggis ke Cina
Sulteng merupakan salah satu sentra produksi jagung. Berdasarkan data Kementan, ekspor jagung dari Sulteng sudah dimulai dari Pelabuhan Ampana, Kabupaten Tojo Una-una.
Tak hanya itu, ekspor jagung dari Gorontalo, sebagian berasal dari Sulteng, terutama dari Kabupaten Buol.
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulteng, Trie Iriany Lamakampali, sempat menyebutkan, luas tanam dan produksi jagung di Sulteng meningkat terus sejak 2015-2018. Menurutnya, pada 2018, Sulteng mampu memproduksi jagung sekitar 380.650 ton.
Perkembangan Upaya Evakuasi Korban Gempa
Dalam kesempatannya, Gubernur Sulawesi Selatan, Prof. Dr. Nurdin Abdullah, menyampaikan, Sulsel siap menjadi penyangga bantuan kemanusiaan.
"Sulsel menjadi penyangga untuk bantuan kemanusian korban gempa - tsunami di Palu, Donggala, dan Sigi. Kami siapkan ambulans di bandara untuk mendistribusikan korban ke rumah sakit di Makasar," katanya.
Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Selasa (2/10/2018) menyebut, 113 jiwa masih dinyatakan hilang. Masih ada jenazah yang tertimbun di bawah tumpukan bangunan yang belum diketahui berapa jumlahnya.
"Saat ini, yang menjadi prioritas adalah upaya pencarian dan penyelamatan untuk mengevakuasi korban dengan mengerahkan semua sumber daya manusia (SDM), mulai dari Basarnas, TNI, Polri, kementerian hingga relawan," kata Kepala BNPB, Willem R, dalam jumpa pers, di Posko Satgas Penanggulangan Gempa Bumi, di Palu.