Ratna Sarumpaet Bayar Oplas Pakai Rekening Bantuan Danau Toba

Kamis, 04 Oktober 2018 | 12:57 WIB
Ratna Sarumpaet Bayar Oplas Pakai Rekening Bantuan Danau Toba
Aktifis perempuan Ratna Sarumpaet memberi keterangan tentang kasus penganiyaannya yang tersebar ke media sosial saat konferensi pers di rumahnya, Kampung Melayu kecil, Jakarta, Rabu (3/10). [Suara.com/Muhaimin A Untung]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Pol Setyo Wasisto mengatakan, pihaknya menemukan fakta-fakta baru terkait berita hoaks aktivis sosial Ratna Sarumpaet. Salah satunya adalah proses pembayaran operasi plastik atau oplas Ratna Sarumpaet yang ditransfer ke RSK Bina Estetika.

Setyo menjelaskan, dalam penyidikan polisi, Ratna Sarumpaet diketahui melakukan pembayaran operasi plastik ke RSK Bina Estetika menggunakan nomor rekening yang sama dengan nomor rekening yang digunakan untuk menampung pengumpulan dana bantuan korban tenggelamnya Kapal Sinar Bangun di Danau Toba, Sumatera Utara beberapa waktu lalu.

"Nah itu kan dalam proses penyidik menemukan beliau melakukan pembayaran di rumah sakit dengan menggunakan rekening itu. Nah kalau rekan-rekan membuka di internet beliau menggunakan rekening itu untuk dana (bantuan) di Danau Toba," ujar Setyo di Amos Cozy Hotel, Jalan Melawai, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (4/10/2018).

Menurut Setyo hingga saat ini ada enam laporan yang masuk ke polisi terkait kasus berita hoaks Ratna Sarumpaet. Lima laporan mengenai dugaan penyebaran berita bohong dan satu laporan terkait dugaan penganiayaan.

Baca Juga: BI: Koordinasi Antar Otoritas Diperkuat untuk Stabilitas Ekonomi

"Pelaporan polisi ada lima terkait ini (berita bohong) di Polda Metro Jaya. Sebetulnya ada enam, yang satu minta diungkap kasus penganiayaan RS (Ratna Sarumpaet). Yang lima minta diungkap kejanggalan minta kasus kebohongan kasus RS. Pertama pelaporan gugur dengan keterangan Polda Jabar yang mengatakan bahwa di Jabar tanggal 21 tidak ada kegiatan seminar internasional, itu sudah gugur," Setyo menjelaskan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI