Suara.com - Cyber Indonesia resmi melaporkan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto – Sandiaga Uno, terkait kasus dugaan ujaran kebencian ke Polda Metro Jaya, Rabu (3/10/2018).
Pelaporan itu dilakukan, lantaran Prabowo-Sandiaga dituduh ikut menyebarkan berita bohong penganiayaan aktivis sosial Ratna Sarumpaet.
"Kami melaporkan berdasarkan pernyataan Prabowo ke media Selasa (2/10) malam. Itu kami jadikan barang bukti dan pemberitaan media daring juga. Sandiaga juga sama," kata Ketua Umum Cyber Indonesia Muannas Alaidid, seusai membuat laporan.
Melalui pelaporan itu, Muannas berharap Prabowo – Sandiaga lebih berhati-hati memberikan pernyataan ke masyarakat. Sebab, pernyataan dari pasangan nomor urut 2 itu telah membuat gaduh situasi politik jelang pelaksaan Pilpres 2019.
Baca Juga: Usai Putri Amien Rais Puji Ratna Sarumpaet sebagai Cut Nyak Dien
"Karena ini viral dan meresahkan, diharapkan jadi pembelajaran apalagi tokoh terlibat pilpres. Ini menunjukan intergritas pemimpin itu, sangat dibutuhkan agar bisa menjadi pembelajaran dan berhati-hati," kata dia.
Dalam kasus ini, Muannas juga turut melaporkan sejumlah tokoh yang tergabung dalam Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga.
Tokoh-tokoh yang dilaporkan yakni Wakil Ketua DPR Fadli Zon, Dahnil Anzar Simanjuntak, Rachel Maryam, Habiburokhman dan Ferdinand Hutahaean.
Laporan itu telah diterima polisi dengan nomor registrasi LP/5315/X/2018/PMJ/Dit. Reskrimsus.
Muannas meminta agar polisi bisa segera menindaklanjuti laporannya terhadap sejumlah tokoh-tokoh tersebut.
Baca Juga: Ridwan Kamil Desak Ratna Sarumpaet Minta Maaf pada Warga Bandung
Dalam laporan ini, Prabowo-Sandiaga bersama yang lainnya diduga melanggar Pasal 28 ayat 2 juncto Pasal 45 ayat 2 dan atau Pasal 35 juncto Pasal 51 ayat 1 Undang Undang RI Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektonik.