"Saya mohon apapun yang saya sampaikan hari ini, sesuatu yang membuat kegaduhan dua hari terakhir ini bisa membuat kita saling memaafkan," tutur dia.
Namun, cerita khayalan Ratna Sarumpaet itu telanjur mendapat tanggapan serius dari banyak tokoh politik. Terutama dari kubu Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto – Sandiaga Uno, yang didukung Ratna.
Prabowo misalnya, langsung menemui Ratna Sarumpaet setelah mendengar adanya penganiayaan tersebut, Selasa (2/10).
"Menurut kami suatu tindakan yang represif. Tindakan yang jelas melanggar hak asasi manusia, bahkan menurut saya ini tindakan pengecut," kata Prabowo di kediamannya, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Selasa malam.
Baca Juga: Korban Bencana Palu dan Donggala Diberi Kelonggaran Pajak
Prabowo sendiri telah bertemu dengan Ratna dengan didampingi oleh Amien Rais serta Fadli Zon pada Selasa siang. Dalam keadaan wajah yang masih bengkak, Ratna Sarumpaet menceritakan kronologis kejadian tersebut.
Dalam pertemuan itu, Ratna beserta keluarganya masih dibalut rasa trauma dan takut karena selalu ingat atas ancaman yang disasarkan kepadanya. Hal itu membuat Ratna enggan melaporkan ke pihak kepolisian.
Namun, secara tegas Prabowo tidak ingin membiarkan peristiwa tersebut lewat begitu saja. Dirinya bersama BPN berencana akan mengadakan pertemuan dengan Kapolri RI Tito Karnavian untuk menuntaskan kasus persekusi itu.
"Saya bersama tokoh badan pemenangan kita dari Koalisi Indonesia Adil dan Makmur, dalam waktu dekat berencana menghadap Kapolri dan pejabat lain untuk membicarakan masalah ini," begitu Prabowo bertekad.
Saat konferensi pers, Ratna Sarumpaet sudah meminta maaf kepada Prabowo Subianto, Amien Rais, dan tokoh-tokoh lain.
Baca Juga: Balita 2 Tahun Kehilangan Kedua Orang Tua saat Gempa Palu
"Bahkan di depan Prabowo, saya juga masih melakukan kebohongan itu, sampai kita keluar dari lapangan polo saya tetap diam dan biarkan semua berjalan dengan cerita itu," kata Ratna Sarumpaet.