Cerita Tim Penyelamat saat Evakuasi Korban Gempa Palu di Hotel

Rabu, 03 Oktober 2018 | 19:01 WIB
Cerita Tim Penyelamat saat Evakuasi Korban Gempa Palu di Hotel
Tiga jenazah korban gempa berhasil dievakuasi dari balik reruntuhan Hotel Roa Roa, Jalan Patimura, Kota Palu, Sulawesi Selatan, Selasa (2/10/2018). Dua jenazah korban diketahui merupakan atlet paralayang. [Suara.com/Muhamad yasir]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Evakuasi korban gempa dan tsunami di Kota Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, jadi pengalaman pertama Mohamad Sulan.

Sulan (26) merupakan anggota Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BNPP; Basarnas) Palu yang telah terjun sejak hari pertama terjadinya becana gempa dan tsunami pada Jumat (28/9) malam.

Sulan mengakui telah terbiasa mengevakuasi korban meninggal seperti nelayan di laut atau bahkan mencari korban di tengah hutan.

Kendati begitu, evakusi korban dalam reruntuhan bangunan seperti yang tengah dia lakukan di Hotel Roa Roa, Palu, Sulawesi Tengah, jadi pengalaman pertamanya.

Baca Juga: Xiaomi Mi A1 Dikabarkan Meledak Saat Sedang Mengisi Baterai

"Jujur saya baru pertama yang kayak begini. Kalau reruntuhan ini baru pertama. Kalau kayak nelayan hilang begitu, kayak menemukan mayat di hutan sampai meninggal sudah pernah.Tapi kalau yang seperti ini, untuk akses evakuasi saja, saya sendiri masih susah. Terus posisinya kami juga masih meraba, mencari, itu baru pertama kali," kata Sulan seusai melakukan proses evakuasi di Hotel Roa Roa, Jalan Patimura, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (3/10/2018).

Terkait hal itu, Sulan mengaku proses evakuasi dalam reruntuhan di Hotel Roa Roa jauh lebih sulit dari pengalamannya ketika mengevakuasi korban di laut dan hutan.

Konstruksi bangunan yang rentan roboh serta masih sering terjadi gempa, menjadi kesulitan sekaligus pengalam pertama yang Sulan rasakan.

Selain medan yang sulit, lanjut Sulan, tekanan dari keluarga korban menjadi salah satu tantangan yang dia rasakan.

"Selain ada tekanan banyak dari keluarga korban, itu medan juga. Kami mau paksakan ke sana sementara bangunan masih labil, ditambah lagi gempa susulan masih sering ada. Itu kesulitannya bisa sepuluh kali lipat," tuturnya.

Baca Juga: Kasus BLBI, KPK akan Panggil dan Periksa Sjamsul Nursalim

Sulan mengungkapkan, sebagian dari jenazah yang telah berhasil dievakusi kondisinya sudah dalam keadaan membusuk. Untuk itu perlu ekstra kehati-hatian mengingat kondisi jenzah setelah enam hari tertimbun rentan hancur.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI