Badan Geologi Tegaskan Perlunya Peta dan Mitigasi Kegempaan

Rabu, 03 Oktober 2018 | 13:19 WIB
Badan Geologi Tegaskan Perlunya Peta dan Mitigasi Kegempaan
Badan Geologi Kementrian ESDM telah membuat peta KRB gempa bumi Sulawesi Tengah, peta KRB tsunami Teluk Palu dan peta mikrozonasi gempa Palu. (Suara.com/Yosea Arga Pramudita)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rudi Suhendra menyebut hampir seluruh wilayah di Indonesia yang memiliki potensi kebencanaan tinggi. Mulai dari Pulau Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, hingga Papua memiliki potensi tersebut.

Rudi mengatakan, pada umumnya gempa terjadi karena wilayah tersebut berada pada jalur sesar yang panjang. Indonesia secara geografis diapit oleh tiga lempeng dunia, dan itulah penyebab awal terjadinya gempa.

"Umumnya gempa karena berada pada jalur sesar yang panjang," kata Rudi di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Rabu (3/10/2018).

Rudi menjelaskan, setiap wilayah memiliki tingkat kegempaan yang berbeda. Hal tersebut dilihat dari kondisi geologi masing-masing daerah.

Baca Juga: Google Konfirmasi Fitur "Remas" di Pixel 3

"Wilayah mana saja, petanya bisa dilihat di laman geologi Kementerian ESDM. Kalau sudah tahu, maka mitigasi bencana perlu dilakukan. Misalnya tidak membangun rumah dengan bahan yang berat-berat," Rudi menjelaskan.

Rudi kembali menegaskan, apabila gempa belum bisa diprediksi kapan dan di mana akan terjadi. Begitupun dengan magnitudonya.

"Hingga saat ini, yang dapat diprediksi adalah potensi maksimum magnitudo dan dampak intensitasnya," ucap Rudi.

Terkait gempa yang terjadi di Sulawesi Tengah, Badan Geologi telah membuat peta KRB gempa bumi Sulawesi Tengah, peta KRB tsunami Teluk Palu dan peta mikrozonasi gempa Palu. Rudi mengimbau jika kewaspadaan dan kesigapan sangat diperlukan dalam menghadapi gempa bumi dan tsunami.

"Penataan ruang hendaknya berbasis kebencanaan termasuk semua infrastruktur bangunan harus mempertimbangkan aspek kegempaan. Ini salah satu upaya mitigasi pengurangan resiko bencana geologi," tandasnya.

Baca Juga: Anak Njoto, Svetlana: Bapakku Orang Sabar dan Penyayang

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI