Suara.com - Sama dengan apa yang disampaikan Dubes RI di Wellington, New Zealand, Tantowi Yahya, Generasi Wonderful Indonesia (GenWI) bisa menjadi kekuatan promosi Pariwisata Indonesia. Bahkan bukan hanya pariwisata, tetapi juga perdagangan (trade) dan investasi.
Hermanus Dimara, Pensosbud KJRI Sydney juga memberikan apresiasi dan mendukung penuh upaya melibatkan seluruh kekuatan Indonesia di Australia.
“Langkah digitalisasi yang dilakukan Kemenpar ini sangat strategis. Saya tahu, bukan hanya Indonesia yang menggunakan sosial media untuk mempromosikan keunggulan atraksi dan destinasi wisatanya, banyak negara juga sudah gencar memanfaatkannya untuk promosi, dan itu betul,” ujarnya, saat menyampaikan pidatonya di depan mahasiswa Australia yang tergabung dalam PPIA, Perhimpunan Pelajar Mahasiswa Indonesia di Australia.
Menurut Hermanus, Indonesia sudah punya modal. Ada 76 ribu masyarakat Indonesia yang tinggal di Australia.
Baca Juga: Putera-Puteri Maritim 2018 Diajak Berkiprah Melalui GenPI
Dulu namanya diaspora, tetapi saat ini disebut masyarakat Indonesia yang tinggal di mancanegara.
“Juga banyak friends of Indonesia, pelajar sekolah international yang belajar budaya dan bahasa Indonesia. Mereka berpotensi menjadi duta-duta Indonesia di Australia,” kata Hermanus.
“Saya percaya, apa yang teman-teman mahasiswa siapkan untuk membangun promosi melalui media sosial adalah bagian dari sumbangan terhadap pembangunan nasional Indonesia,” ujar Hermanus lagi.
Komposisi masyarakat Indonesia di Australia sendiri, yang terbesar bermukim di NSW, di dalamnya termasuk Sydney, ada 35 ribu orang. Lalu Queensland, seperti Brisbane dan Gold Coast mencapai 5 ribu orang.
Di selatan, 4 ribu sampai 5 ribu orang. Itu adalah modalitas yang cukup besar untuk membuat Pariwisata kita semakin ngetop di Negeri Kanguru ini.
Baca Juga: Promosikan Wisata Indonesia, GenWi Thailand Diaktivasi di Bangkok
Dia juga menjelaskan, diplomasi secara formal memang dilakukan oleh para diplomat yang bekerja di KBRI dan KJRI, tapi pekerjaan diplomasi bukan hanya tugas para diplomat saja. Jika ingin efektif, maka seluruh potensi yang ada harus bergerak secara bersama-sama.
“Kalian semua, bersama masyarakat Indonesia adalah duta-duta bangsa, yang bisa memviralkan potensi Wonderful Indonesia,” tuturnya.
Don Kardono, Staf Khusus Menpar Bidang Komunikasi dan Media, menambahkan, untuk menjadi nomor satu dunia, tidak banyak tema yang bisa dimainkan. Bisa dihitung dengan jari, seperti bulutangkis dan pencaksilat.
Sepak bola yang menjadi olahraga rakyat sulit menembus dominasi Jepang, Korea, China, apalagi Eropa dan Afrika.
Bola voli, tenis lapangan, bola basket, baseball, tinju, atletik, dan hampir semua cabang olahraga, tidak mudah bagi Indonesia menjadi juara dunia.
“Tetapi di sektor pariwisata, kita sangat berpeluang besar menjadi nomor 1 dunia. Kita sudah membuktikan di banyak momentum dunia, bahwa potensi sumber daya alam dan budaya kita sekali top dunia. Kreativitas bangsa kita juga semakin diakui dunia, dan pintu utamanya adalah Pariwisata,” ujarnya.
Pada 2016, Wonderful Indonesia menyabet 46 penghargaan dari 22 negara. Pada 2017 mengantungi 27 penghargaan dunia dari 13 negara.
Tahun ini sudah lebih dari 40 penghargaan dunia ada di tangan, per September 2018. Itu apa artinya?
“Di Pariwisata, kita bisa menjadi nomor 1 dunia,” kata Menteri Pariwisata, Arief Yahya di berbagai kesempatan.
Bahkan, travelandleisure.com yang terbaru, pada 201, tiga pulau di Indonesia menduduki peringkat bergengsi dalam daftar "Top 10 Islands in Asia 2018" versi situs wisata Travel and Leisure. Ketiganya adalah Pulau Jawa (kesatu), Bali (kedua) dan Lombok (ketiga).
Terakhir, pekan lalu, majalah TTG Asia Pacific menempatkan Indonesia sebagai The Best Minister of Tourism 2018.
Berbagai penghargaan itu semakin memperkuat tiga hal, yang oleh menpar disebut sebagai 3C. Menteri yang dipercaya Presiden Joko Widodo sebagai ahli marketing ini menyebut, penghargaan akan semakin meyakinkan bahwa bangsa ini sudah dikalibrasi, sudah dinilai dengan standar global, dengan kriteria yang sama dengan negara-negara lain di dunia.
C kedua adalah Confidence. Berbagai penghargaan kan menaikkan rasa percaya diri bangsa ini sebagai bangsa pemenang, bangsa juara, bangsa nomor 1 dunia. C ketiga adalah Credibility, alias dipercaya oleh bangsa-bangsa lain dunia, bahwa Indonesia memang hebat.