Dihantam Tsunami Palu, Kapal Berbobot 500 Ton Terhempas ke Jalan

Bangun Santoso Suara.Com
Selasa, 02 Oktober 2018 | 10:36 WIB
Dihantam Tsunami Palu, Kapal Berbobot 500 Ton Terhempas ke Jalan
Warga melintas di depan kapal Sabuk Nusantara 39 yang terdampar ke daratan di desa Wani, Pantai Barat Donggala, Sulawesi Tengah, Senin (1/10). [ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Peristiwa gempa dan tsunami di Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah benar-benar meluluhlantakan daerah itu. Kapal perintis KM Sabuk Nusantara 39 yang bersandar di Pelabuhan Wani, Kota Palu menjadi bukti betapa dahsyatnya terjangan tsunami yang melanda daerah itu pada Jumat (28/9/2018) lalu.

Dirjen Perhubungan Laut Kementrian Perhubungan (Kemenhub), Agus Purnomo melalui keterangan resminya pada Sabtu (29/9/2018) menjelaskan, Kapal Sabuk Nusantara 39 yang tengah bersandar di pelabuhan terseret arus hingga 70 meter dari dermaga.

Kuatnya terjangan tsunami menghempaskan kapal berbobot 500 ton itu hingga ke jalanan di sekitar pelabuhan. Beruntung, saat kejadian, kapal tersebut dalam kondisi tidak berpenumpang.

Warga melintas di depan Kapal Sabuk Nusantara 39 yang terdampar ke daratan di desa Wani, Pantai Barat Donggala, Sulawesi Tengah, Senin (1/10). [ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja]
Warga melintas di depan Kapal Sabuk Nusantara 39 yang terdampar ke daratan di desa Wani, Pantai Barat Donggala, Sulawesi Tengah, Senin (1/10). [ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja]

"Total anak buah kapal (ABK) ada 20 orang," ujar Agus dalam keterangan resminya itu.

Baca Juga: Ratna Sarumpaet Babak Belur Dipukuli, Wajahnya Bengkak

Menurut dia, saat kejadian itu, ada tiga orang ABK yang sedang turun ke darat untuk bertemu keluarga. Sedangkan 17 ABK lainnya ada di atas kapal.

"Posisi kapal sendiri saat ini berada di sekitar 70 meter dari laut, tepatnya di jalan menuju pelabuhan, dan saat ini kapal menggunakan generator darurat untuk kelistrikannya," jelas Agus.

Menurut Agus, selain Pelabuhan Wani, Pelabuhan Pantoloan di Kota Palu menjadi pelabuhan yang mengalami kerusakan paling parah. Ini ditandai dengan robohnya quay crane di sana.

Kapal Sabuk Nusantra 39 yang terdampar ke daratan akibat gempa dan tsunami di desa Wani, Pantai Barat Donggala, Sulawesi Tengah. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Kapal Sabuk Nusantra 39 yang terdampar ke daratan akibat gempa dan tsunami di desa Wani, Pantai Barat Donggala, Sulawesi Tengah. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

"Laporan sementara, Quay Crane di Pelabuhan Pantoloan roboh, dan dengan kondisi ini layanan kepelabuhanan dihentikan, menunggu hasil pengecekan lebih lanjut di lapangan," ungkapnya.

Masih menurut Agus, kerusakan akibat gempa juga turut menimpa Pelabuhan Ogoamas. Gempa dilaporkan telah menimbulkan retak di Talaud dan menyebabkan dermaga bergeser sedikit ke sisi kanan.

Baca Juga: Manajer Persija Ungkap Kondisi Marko Simic Pasca Kecelakaan

Sementara itu, beberapa pelabuhan lainnya seperti Pelabuhan Ampana, Pelabuhan Luwuk, Pelabuhan Belang-Belang dan Pelabuhan Majene, dikonfirmasi dalam kondisi baik dan tidak ada kerusakan akibat gempa.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI