Suara.com - Ribuan warga dari Kota Palu dan sekitarnya mulai meninggalkan wilayahnya yang terdampak gempa bumi dan tsunami, khususnya melalui jalur darat. Mereka bergerak keluar Palu untuk mencari tempat tinggal sementara yang layak.
Sejak Senin (1/10/2018) malam hingga Selasa pagi ini, ribuan kendaraan yang didominasi jenis motor itu keluar dari Palu sehingga terjadi kemacetan panjang yang diprediksikan hingga 10 Km di wilayah kebun kopi Toboli.
Sejumlah warga mengaku akan ke daerah yang aman, di mana ada sanak keluarga, baik itu di Kabupaten Poso dan Luwuk Banggai. Kemudian banyak juga yang akan ke provinsi tetangga seperti Gorontalo dan Sulawesi Utara.
Mereka yang keluar dari Kota Palu adalah warga yang selamat dari Kelurahan Tondo, Kampung Nelayan, Talise dan Momboro yang melewati jalur darat menuju pantai timur dan pantai barat.
Baca Juga: Selamat dari Gempa Palu, Hening : Allah Masih Sayang Sama Saya
Hanidar warga Mamboro dan Abni warga perumahan jalan Layana, mengaku keluar dari Kota Palu untuk mencari keluarganya di Moutong yang kondisi rumahnya masih baik.
Ia telah mengajak keluarga yang lain, walaupun tidak ada satupun anggota keluarga yang korban jiwa.
Sementara di jalur kemacetan itu, ternyata ada sekitar enam titik longsor sudah berhasil dibersihkan, karena dampak gempa pada Jumat(28/9).
Termasuk di titik pertama memasuki perbukitan kebun kopi dari arah Palu, longsor material batu kecil dan tanah yang terjadi Minggu(30/9) malam sudah berhasil dibersihkan.
Namun, sebagian besar pelintas sangat hati-hati melintasi jalur itu, sebab jalan sangat licin dan masih ada juga bau mayat menyengat di kawasan kebun kopi.
Baca Juga: Pasca Keguguran, Istri Gilang Dirga Ogah Batasi Aktivitas
Di jalur itu juga banyak ditemui kendaraan-kendaraan yang membawa bantuan logistik dan relawan untuk korban di Palu dan Donggala. (Antara)