Suara.com - Polisi berhasil menggagalkan penjarahan toko ponsel di Kota Palu, Sulawesi Tengah, Senin (1/10/2018). Penjarahan pertokoan marak terjadi seusai Palu diguncang gempa serta diterjang gelombang tsunami, Jumat (28/9) pekan lalu.
"Saya dapat laporan tadi pagi ada yang coba menjarah toko handphone, kemudian dapat diantisipasi," kata Kadivhumas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto di Mabes Polri, Jakarta, Senin.
Toko ponsel yang dimaksud adalah toko ponsel Makmur Jaya di Jalan Basuki Rahmat, Palu. Beberapa orang berhasil diamankan polisi dalam penjarahan toko tersebut.
Tak hanya di toko ponsel tersebut, toko swalayan Transmart Palu juga menjadi sasaran penjarahan. Namun, polisi berhasil menggagalkan kejahatan tersebut.
Baca Juga: Rumah Sakit Australia Kedapatan Pasang Tarif Parkir Tinggi
"Ada juga yang coba masuki Transmart di sana tapi bisa dikendalikan oleh Polri," ucapnya.
Tidak hanya menindak para pelaku penjarahan, Setyo mengatakan polisi juga menyelidiki kemungkinan adanya provokator dalam setiap aksi penjarahan. "Intelijen pasti melakukan penyelidikan lebih lanjut," katanya.
Setyo memastikan Polri akan kembali mengerahkan 1.400 personelnya ke Palu, Sulawesi Tengah untuk membantu mengamankan situasi keamanan di Kota Palu pascabencana gempa bumi dan tsunami.
Ribuan polisi yang berasal dari Polda Sulut, Polda Sulbar, Polda Sulsel, Polda Gorontalo dan Mabes Polri itu akan disiagakan menjaga sejumlah pertokoan agar tidak kembali terjadi penjarahan.
"Rencananya akan dikirim lagi sekitar 1.400 personel untuk membantu mengamankan, merehabilitasi, membersihkan di sana seperti di Lombok," tutur Irjen Setyo.
Baca Juga: Kemenhub Sebut Akses Dari dan Menuju ke Palu Sudah Bisa Digunakan
Ia mengimbau masyarakat agar tidak melakukan tindakan kriminal dan melanggar hukum dengan mengambil paksa barang-barang elektronik dan emas di pertokoan.
"Pada hari pertama, hari kedua setelah gempa, situasi masih sangat tidak kondusif di mana bantuan logistik belum tiba. Kami memahami kalau itu (penjarahan) yang diambil bahan makanan, minuman, sandang. Tapi yang tidak benar ketika mereka juga mengambil barang elektronik, ban sepeda motor, emas. Itu tindakan kriminal," tegasnya.
Pihaknya meminta masyarakat agar tidak berbuat kriminal dan menjaga situasi keamanan ketertiban.
Setyo memastikan bahwa TNI-Polri terus mengirimkan kebutuhan pokok korban seperti makanan, obat-obatan dan perlengkapan lain.
Sebelumnya, pascabencana gempa dan tsunami, polisi telah mengirimkan tiga satuan setingkat kompi (SSK) ke Palu. Satu SSK terdiri dari sekitar 100 orang.