Suara.com - Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyarankan kampanye di Sulawesi Tengah dihentikan sementara sehubungan adanya musibah gempa dan tsunami Palu. Hal itu disampaikan SBY dalam videonya di Youtube, Minggu malam.
Atas saran SBY tersebut, Ketua Dewan Perwakilan Daerah Oesman Sapta Odang angkat bicara. Menurutnya usulan SBY hanya untuk kepentingan kelompok sendiri.
"Ya itu mekanismenya sudah ada. Jangan lagi mekanisme yang sudah ada diatur sendiri oleh orang-orang yang punya kepentingan sendiri. Jadi biarlah sesuai dengan kepentingan yang ada di negara ini," kata Oesman Sapta di komplek Parlemen, Senayan, Jakarta Selatan, Senin (1/10/2018).
Sebelumnya SBY meminta semua pihak membantu pemerintah dan membantu masyarakat yang terkena musibah. SBY mengatakan, meskipun tidak sedahsyat di Aceh dan Nias dulu, gempa Palu yang melanda Sulawesi Tengah juga besar dan korbannya juga banyak.
"Sementara kegiatan kampanye kita hentikan dulu. Oleh karena itu tindakan cepat Presiden Jokowi untuk berkunjung ke daerah bencana saya nilai tepat," kata Ketua Umum Partai Demokrat ini.
Saran ini diberikan setelah kunjungan Presiden Jokowi ke Palu, Minggu (30/9/2018) pagi. Dengan datang langsung ke daerah bencana gempa Palu, Jokowi bisa melihat situasi dan mengambil keputusan agar operasi tanggap darurat berjalan dengan cepat dan juga efektif.
"Dan dalam keadaan seperti ini, saya berpendapat dan menyarankan agar untuk sementara waktu, paling tidak untuk Sulawesi Tengah di Palu, Donggala, dan sekitarnya kegiatan kampanye pemilu dihentikan," kata SBY lagi.
"Saya kira saatnya kita menunjukkan solidaritas untuk saudara-saudara kita yang mengalami musibah dan sekaligus membantu pemerintah untuk mengatasi bencana ini baik pada fase tanggap darurat maupun nanti saat rehabilitasi dan rekonstruksi," tambahnya.
SBY mengatakan, dirinya mempunyai kenangan indah pada Pilpres 2009. Waktu itu, SBY dan Jusuf Kalla dijadwalkan melaksanakan kampanye. Saat mendengar musibah jebol bendungan di Situ Gintung, keduanya langsung menghentikan kampanye.
"Kami berdua bergandengan tangan menuju daerah bencana dan bersama-sama untuk mengatasinya," katanya pula.
Cerita lain terjadi saat tsunami dan gempa bumi menghantam Aceh dan Nias. Saat itu di Aceh masih dalam situasi operasi militer negara menghadapi GAM.
"Saya serukan untuk melakukan semacan gencatan senjata kepada pihak GAM dan TNI berhenti melakukan operasi militer dan bersama-sama kita mengatasi keadaan, menyelamatkan saudara-saudara kita yang masih bisa diselamatkan sambil segera melaksanakan tanggap darurat," katanya pula.
Saat itu, katanya, siang malam TNI membantu mengangkut jenazah, menyelamatkan yang masih bisa diselamatkan dan akhirnya tanggap darurat berjalan dengan baik.