Suara.com - Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT) Ahyudin, menyebut bantuan logistik yang diberikan ACT ke korban gempa Palu masih terhambat. Hal tersebut dikarenakan situasi di Bandara Sis Aljufri, Palu sedang dalam suasana tidak kondusif karena sebagian masyarakat berkumpul di bandara tersebut.
Ahyudin mengatakan pihanya telah mencharter pesawat, namun tidak dapat mendarat di Palu. Masyarakat yang mengungsi di Bandara disebabkan oleh kepanikan akibat gempa bumi dan tsunami.
"Bandara ditutup karena masyarakat sangat ingin keluar dari kota Palu," kata Ahyudim di Menara 165, Jalan TB Simatupang, Cilandak, Jakarta Selatan, Senin (1/10/2018).
Ahyudin mengatakan situasi kekinian dari daerah yang terdampak bencana alam masih sulit untuk diakses. Selain itu, listrik juga masih padam, jalanan rusak, serta kesukitan dalam mengkases komunikasi.
Baca Juga: Di Tahun Politik, Masyarakat Diimbau Bersatu untuk Gempa Palu
"Situasi itu pula yang kemungkian membuat pesawat saat ini tidak bisa menjangkau kawasan Palu," jelasnya.
Ahyudin menegaskan jika bantuan logistik, evakuasi korban, dan keperluan kesehatan menjadi prioritas yang harus dikerjakan terlebih dahulu. Hal tersebut lantaran kondisi para korban harus diutamakan.
"Kita semua tidak ingin mendengar ada korban bemcana palu dan donggala ada yang kelaparan. Kita sebagai anak bangsa saya kira sedih ketika mendengar ada penjarahan. Itu dampak dari ketidakcepatan dan ketidak masifan dan ketidak berdayaan kita mengangani bencana, harusnya tidak boleh terjadi seperti itu," tandas Ahyudin.
Aksi Cepat Tanggap (ACT) akan memberikan bantuan logistik kepada para korban gempa bumi yang berada di wilayah Sulawesi Tengah. Bantuan logistik tersebut berupa 5.000 ton beras setiap minggunya untuk korban di Palu dan Donggala.
Selain bantuan logistik berupa beras, pihanya akan memberikan makanan cepat saji dan obat-obatan. Dirinya menambahkan pihaknya akan memobilisasi para relawan untuk penguasaan teritorial bencana alam.
Baca Juga: 8 WNA Masih Hilang Usai Gempa dan Tsunami Palu - Donggala
"Kami perlu 1000 relawan sampai seminggu kedepan. Untuk kendalanya adalah karena tidak ada kendaraan. Inshaallah kita akan charter pesawat non stop," kata Ahyudin.