Suara.com - Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT) Ahyudin berpendapat masyarakat Indonesia harus bersatu dengan adanya tragedi gempa bumi yang mengguncang wilayah Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah pada Jumat, (28/9/2018). Dirinya mengatakan bencana alam yang terjadi harus menjadi titik balik bagi masyarakat untuk saling bahu membahu dan membantu.
Saat ini isu pemilihan presiden seharusnya tidak lebih besar dari pada isu kemanusiaan yang sedang terjadi.
"Hari ini tahun ini ada agenda politik pemilihan presiden. Banyak sekali yang memecah antara masyarakat kita. Satu-satunya yang dapat menyatukan bangsa adalah bencana ini, karena hal lain seperti agama, ekonomi, apalagi politik tidak pernah akur," kata Ahyudin di Menara 165, Jalan TB Simatupang Cilandak, Jakarta Selatan, Senin (1/10/2018).
Selain itu, Ahyudin menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk berpartisipasi membantu korban yang terdampak gempa. Lebih lanjut ia mengatakan, untuk mengatasi diperlukan pemahaman teritorial, sebagai upaya pemerataan pemberian bantuan
Baca Juga: Pembunuh Kasir Hotel Cantik di Kamar 202 Dibekuk di Warnet
"Partisipasi seluruh negeri dan berpikir bahwa bencana sebagai salah satu cara langit menyatukan bangsa. Teori kita dalam memberikan bantuan pertama penguasaan di teritorial, penguasaan teritorial menjadi langkah awal untuk pemerataan bantuan dengan begitu diperlukan banyak relawan dalam menjangkau seluruh wilayah dampak bencana," jelasnya.
Ahyudin menjelaskan, ada lima ribu relawan dikerahkan untuk mengatasi bencana yang tersebar di setiap desa terdampak. Selain itu, untuk memberikan bantuan, ketersediaan bantuan diperlukan sebagai upaya mengatasi keterkurangan dalam.
Ahyudin menjelaskan ACT telah menyediakan 5 gudang besar untuk disalurkan kepada seluruh warga terkena dampak.
"Tunjukkan kepedulian pada sesama yang sedang diuji dengan bencana. Pemerintah dengan amanahnya, bergerak serius dan secepatnya membantu, memulihkan yang rusak, menolong yang sakit dan lapar," tutur Ahyudin.
Sementara itu, Aksi Cepat Tanggap (ACT) akan mendirikan media center dan information center di sejumlah lokasi strategis dari lokasi gempa. Hal tersebur guna menyuplai informasi yang valid dari lokasi gempa dan tsunami di Palu dan Doggala, Sulawesi Tengah.
Baca Juga: Naiknya Harga Perhiasan Jadi Penyumbang Inflasi Kelompok Sandang
Vice President of Communication ACT, Iqbal Setyarso mengatakan ACT akan menjadi sumber informasi akurat soal gempa. Dirinya menjelaskan nantinya seluruh data terbaru yang ada di lapangan akan didistribusikan secara berkala di media center untuk awak media, sedangkan information center untuk publik.
"Sementara information center akan diinisiasi di Bandara Makasar, Bandara Surabaya, Bandara Gorontalo, dan di sejumlah lokasi strategis atau bandara lain yang menghubungkan publik dengan Palu. Termasuk di Jakarta," kata Iqbal.
Iqbal mengatakan nantinya media center dapat menjadi penyambung informasi dari internal ACT kepada awak media. Dirinya menjelaskan nantinya informasi seperti aktivitas para relawan dan jejak informasi visual dapat disalurkan.
"Media center ini ada video dan dokumentasi visual yang kita siapkan. Kita bisa berbagi di tempat komunikasi baik itu informasi tercetak maupun bukti seperti foto dan video," jelasnya.
Iqbal menambahkan media center yang akan didirikan juga akan menjadi sarana untuk menangkal berita bohong alias hoax yang terjadi pasca gempa. Tentunya hal tersebut hanya membuat panik para korban yang berada disana.
"Pembuat informasi yang salah ini sepertinya menginkan suasana yang tidak tentram sehingga sebaran informasi yang hanya membuat panik, menyebabkan instabilitas. Termasuk masyarakat yang tidak terinspirasi untuk begolak, jadi merasa harus melakuan penjarahan, saya kira ini bukan orang baik-baik lah. Ada orang yang sengaja menciptakan itu," tutur Iqbal.
Dengan adanya media center, Iqbal berharap dapat membantu tugas awak media untuk memberikan informasi yang akurat. Dirinya juga menghimbau segenap pihak untuk melakuakn pengecekan terhadap kebenaran informasi yang didapatnya..
"Dihimbau siapapun pihak yang mendapatkan informasi yang meragukan, bisa konfirmasi ke kami maupun ke pekerja kemabusiaan lainnya," tandas Iqbal.