1.424 Narapidana di Penjara Palu, Poso dan Donggala Kabur

Senin, 01 Oktober 2018 | 12:38 WIB
1.424 Narapidana di Penjara Palu, Poso dan Donggala Kabur
Petugas Basarnas membawa korban selamat gempa dan tsunami yang terjebak di dalam restoran Dunia Baru, Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (30/9). [ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebanyak 1.424 narapidana di penjara seluruh Sulawesi Tengah kabur saat tsunami dan gempa Palu dan Donggala terjadi. Para narapidana yang kabur itu berasal dari Lapas Palu, Rutan Poso, dan Rutan Donggala.

Direktur Jenderal Pemasyarakatan (Dirjen Pas), Sri Puguh Budi menjelaskan mereka kabur karena untuk menyelamatkan diri. Hal tersebut mengingat terjadinya gempa berkekuatan 7,7 Skala Richter yang mengguncang wilayah Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah pada Jumat (28/9/2018).

Sri menjelaskan kekinian terdapat 15 Unit Pelaksana Teknis (UPT) di wilayah Sulawesi Tengah dan 8 diantarannya terkena dampak gempa. Sedangkan jumlah hunian secara keseluruhan mencapai 3220 orang narapidana dan tahanan. Sri juga menjelaskan Lapas dan Rutan mengalami over kapasitas mencapai 123 persen.

Untuk Lapas Palu, berkapasitas 120 orang. Berisi 436 orang, dan hingga pagi ini terdapat 53 orang. Sementara Rutan Donggala berkapasitas 108 orang. Berisi 343 orang, dan hingga kekinian Rutan kosong dan belum ada informasi lanjutan.

Baca Juga: Korban Gempa Palu Meninggal karena Shock Berat di Makassar

Untuk Lembaga Permayarakatan Perempuan (LPP) Palu, berkapasitas 100 orang. Berisi 84 orang dan 3 bayi. Hingga hari ini ada 9 orang setelah sebelumnya ada 13 orang dan 3 bayi. Untuk Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Palu, berkapasaitas 100 orang, berisi 29 orang dan hingga kini tersisa 5 orang.

"Kami juga akan melangkapi pendataan tahanan dan narapidana yang berada di luar atas situasi penyelamatan dari robohnya bangunan lapas dan rutan," kata Sri di Kantor Dirjen Pas, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Senin (1/10/2018).

Sri menambahkan pihaknya menetapkan masa transisi sebagai respon situasi tanggap darurat Gempa yang mengguncang wilayah Sulawesi Tengah.

"Dengan himbauan wajib lapor sampai dengan dapat berfugsinya secara utuh layanan lapas dan rutan," jelasnya.

Lebih lanjut, Sri mengatakan hingga hari ini terdapat 1.425 tahanan yang tidak berada di tempat. Dirinya menegaskan jumlah tersebut masih akan bertambah nantinya.

Baca Juga: Gempa Palu, Adik Ray Sahetapy Sempat Terjebak di Dalam Gereja

"Kami masih menunggu info dari Donggala karena di sana belum ada napi yang kembali dan masih kosong. Saya lakukan komunikasi pagi tadi. Ada teman-teman kami yang menginap di lapas Palu dan rutan Palu, mudah-mudahan kami bisa pastikan kembali dan siang bisa update dan menghubungi humas kami," tandas Sri.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI