Suara.com - Advokat Lucas kembali dijadwalkan diperiksa penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atas kasus dugaan suap pengabulan sejumlah perkara Peninjauan Kembali (PK) di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat. Lucas rencana diperiksa sebagai saksi terhadap tersangka mantan bos Lippo Group Edy Sindoro.
"Yang bersangkutan Advokat Lucas kami periksa untuk saksi Edy Sindoro (ESI)," ujar Juru Bicara KPK, Febri Diansyah, Senin (1/10/2018).
Sebelumnya, Lucas seharusnya menjalani pemeriksaan pada Jumat (28/9/2018) lalu. Namun, Lucas mangkir dari pemeriksaan.
Lucas bersama satu saksi lainnya dari pihak swasta yakni Dina Soraya telah resmi dicegah bepergian ke luar negeri. KPK sebelumnya telah berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Imigrasi. Lucas dan Dina dicekal selama kurang lebih enam bulan mulai sejak Kamis (27/9/2018).
Baca Juga: Pascagempa Palu, Jasa Raharja Bentuk Tim Penanganan dan Pemulihan
Sementara itu, Edy ditetapkan sebagai tersangka lantaran diduga terlibat dalam kasus tersebut. Eddy disangka melanggar Pasal 5 ayat 1 huruf a atau huruf b atau Pasal 13 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK) juncto Pasal 64 KUHP juncto Pasal 55 ayat 1 kesatu KUHP.
Penetapan tersangka ini merupakan pengembangan kasus sebelumnya yang telah menjerat Edi Nasution dan karyawan PT Artha Pratama Anugerah, Doddy Aryanto Supeno. Namun, setelah beberapa kali dipanggil, Eddy tidak pernah hadir, karena tidak diketahui keberadaannya hingga saat ini.
Dikabarkan, Edy Sindoro masih berada di luar negeri. Berawal dari rencana perawatan kesehatan di Singapura, tapi hingga saat keberadaan sudah tidak diketahui lagi.
Kasus ini bermula dari operasi tangkap tangan di areal parkir sebuah hotel di Jakarta Pusat April 2016. Penangkapan dilakukan sesaat setelah Doddy menyerahkan uang kepada Edi Nasution.
Doddy sendiri telah divonis empat tahun penjara dan denda Rp 150 juta subsider tiga bulan kurungan oleh majelis hakim Pengadilan Tipikor Jakarta. Sementara Edi divonis 5,5 tahun penjara dan denda Rp 150 juta subsider dua bulan kurungan.
Baca Juga: SBY Sarankan Kampanye di Sulteng Distop, Begini Kata Jubir Jokowi