Hari Pangan Sedunia, Kementan: Kalsel Hampir Siap 100%

Senin, 01 Oktober 2018 | 09:00 WIB
Hari Pangan Sedunia, Kementan: Kalsel Hampir Siap 100%
Persiapan menjelang Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-38, pada 18-21 Oktober 2018, di Kalimantan Selatan. (Dok: Kementan)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menjelang pelaksanaan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-38, pada 18-21 Oktober 2018, di Kalimantan Selatan, Kementerian Pertanian bersama dengan pemerintah daerah terus besinergi memastikan kesiapan penyelenggaraan HPS. Perayaan ini encananya akan dihadiri Presiden Joko Widodo dan puluhan duta besar dari negara sahabat.

Sekretaris Jenderal Kementan, Syukur Iwantoro menyatakan yakin bahwa kesiapan HPS di Kalsel sudah memasuki tahap akhir.

"Dengan kerja keras seluruh pihak, ratusan hektare rawa berhasil disulap menjadi lahan petanian produktif, bahkan ada beberapa lahan yang sudah panen," kata Syukur, saat meninjau langsung lokasi HPS, di Desa Jejangkit Muara, Kabupaten Barito Kuala.

Ia menjelaskan, penyelenggaraan HPS kali ini akan diadakan di atas lahan rawa seluas 4000 ha yang tengah digarap menjadi sawah. Hal ini menggambarkan keseriusan Indonesia dalam mengembangkan dan memanfaatkan potensi lahan sub optimal sebagai lahan produktif.

Baca Juga: Kementan: Daging Ayam Nasional 2018 Surplus

"Ini peluang yang sangat strategis untuk menunjukan kepada dunia, betapa Indonesia serius dan mampu secara cerdas mengelola lahan rawa. Tentunya dengan didukung berbagai inovasi teknologi pertanian yang ada," ungkap Syukur.

Persiapan menjelang Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-38, pada 18-21 Oktober 2018, di Kalimantan Selatan. (Dok: Kementan)
Persiapan menjelang Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-38, pada 18-21 Oktober 2018, di Kalimantan Selatan. (Dok: Kementan)

Kesiapan lahan rawa di Batola, yang merupakan salah satu lokasi HPS, mendapat dukungan penuh Kementan. Syukur mengaku, Kementan telah memberikan bantuan pupuk dan benih hingga puluhan eskavator, pompa dan teknologi irigasi, serta alat mesin pertanian lainnya.

"Lahan yang tadinya tidak produktif, dengan sentuhan teknologi pertanian yang tepat, kini bisa bermanfaat, bahkan berpotensi menjadi tulang punggung penghasil pangan nasional hingga berpeluang menjadi sumber ekonomi masyarakat di sekitarnya," paparnya.

Di akhir peninjauan, Syukur minta agar semua pihak terus bergerak memperluas pemanfaatan lahan rawa yang ada. Pemanfaatan tersebut diharapkan tidak hanya fokus pada komoditas padi, tetapi juga pada tanaman hortikultura.

Di kesempatan berbeda, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, yang juga Ketua Pelaksana HPS Nasional, Pending Dadih Permana, mengatakan, semangat petani di Batola harus terus dijaga hingga pasca HPS. Ia memastikan akan ada pendampingan selama tiga tahun sampai korporasi petani di wilayah tersebut terbentuk.

Baca Juga: Demi Stabilitas Harga Pangan, Kementan Hadirkan TTI

"Kita akan kawal dari aspek teknis, managerial, hingga aspek bisnis, dan penguatan kelembagaannya, karena ini titik kunci keberlanjutan lahan rawa," jelas Dadih, saat memimpin rapat pleno persiapan HPS di Kantor Gubernur, Banjarbaru.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI