WN Korea Selatan yang Tertimbun di Hotel Roa Roa Atlet Paralayang

Minggu, 30 September 2018 | 20:20 WIB
WN Korea Selatan yang Tertimbun di Hotel Roa Roa Atlet Paralayang
Warga melihat bangunan pusat perbelanjaan yang ambruk akibat gempa di Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (29/9/2018). (ANTARA FOTO/Rolex Malaha)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang warga negara Korea Selatan yang diberikan tertimbun di reruntuhan Hotel Roa Roa, Palu, Sulawesi Selatan, ternyata seorang atlet paralayang. Atlet Korea Selatan itu laki-laki bernama Dong Jin.

Hotel Roa Roa runtuh karena gempa 7,4 skala ricter disertai tsunami, Jumat (28/9/2018) sore. Selain WN Korea Selatan itu, ada juga 6 atlet paralayang Indonesia dinyatakan hilang pasca tsunami dan gempa Palu.

Keenam atlet paralayang itu tengah mengikuti kejuaraan Palu Nomoni 2018. Keenam atlet Indonesia tersebut yakni Reza Kambey, Ardi Kurniawan, Fahmi Malang, Glen Mononutu, Franky Kowas, dan Petra. Yudha mengatakan Reza Kambey dan Ardi Kurniawan adalah dua atlet yang ikut dalam Pelatnas Asian Games 2018.

"Informasi terbaru yang kami dapatkan, saat ini tim Basarnas sudah ada di lokasi hotel Roa Roa tempat atlet menginap, tetapi evakuasi masih menggunakan alat seadanya," kata Ketua Paralayang Indonesia, Wahyu Yudha saat dihubungi, Minggu (30/9/2018).

Baca Juga: 6 Atlet Paralayang Indonesia Tertimbun di Hotel Roa Roa Palu

Selain ketujuh atlet ini, ada tiga orang pendamping kegiatan yang juga belum ditemukan, diduga masih tertimbun reruntuhan hotel Roa-Roa Palu.

Yudha menjelaskan, pada tanggal 25 September, Paralang Indonesia mengadakan kegiatan lomba 'cross country' (Xc) atau lintas alam di Palu, yang berlangsung sampai tanggal 30 September ini. Total ada 30 peserta yang ikut, terdiri atas 27 orang dari Indonesia, tiga orang dari luar negeri yakni Singapura, Belgia dan Korea.

"Sebagian besar atlet dan pendukung acara menginap di hotel tersebut (Roa-Roa Palu)," katanya.

Menurutnya, perlombaan Paralayang Palu Nomoni telah berlangsung sejak tanggal 25 September. Pada hari Jumat (28/9/2018) para atlet telah menyelesaikan babak ketiga sebelum waktu Salat Jumat.

Setelah selesai seluruh atlet kembali ke penginapan. Sebelum gempa mengguncang Palu sekitar pukul 17.02 WIB, sebanyak 20 atlet ke luar mencari makan malam, sisanya peserta masih di hotel.

Baca Juga: Ini Penyebab Terjadi Gempa Besar di Donggala - Palu

"Dua puluh orang yang k eluar hotel mencari makan ini Alhamdulillah selamat, tapi yang 10 orang masih berada di hotel Roa-roa ini tertibun di hotel," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI