Suara.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ada 209 kali guncangan gempa yang mengakibatkan sejumlah infrastruktur di kawasan Sulawesi Tengah porak poranda.
Ratusan guncangan yang terjadi setelah gempa bumi 7,7 magnitude pada Jumat (28/9/2018) turut merusak jaringan pipa air bersih sejumlah wilayah di Sulteng.
"Tercatat 209 gempa bumi di mana lima gempa bumi dirasakan kemudian jaringan pipa air bersih rusak sehingga air bersih di sana menjadi salah satu kebutuhan yang mendesak," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho di gedung BNPB, Jakarta Timur, Minggu (30/9/2018).
Selain air bersih, infrastruktur yang terkena dampak gempa itu juga merusak aliran listrik. Minimnya penerangan ini, kata dia juga mengakibatkan proses evakuasi tanggap darurat kepada para korban terkendala.
"Kondisi di Sulawesi Tengah sebagian listrik padam ini yang menyebabkan penanganan darurat tidak berjalan normal. Apalagi malam hari penanganan sulit karena gelap gulita," katanya.
Terkait hal ini, kata Sutopo, Perusahaan Listrik Negara (PLN) sedang berusaha memperbaiki aliran listrik di lokasi terdampak gempa dalam hitungan waktu tiga hari ke depan.
"Target PLN 3 hari terhitung hari ini perbaikan listrik bisa dipulihkan," katanya.
Meski kondisi belum stabil, kata Sutopo, warga yang awalnya berada di lokasi perbukitan kini mulai berpindah ke tempat pengungsian.
"Masih ada penduduk yang mengungsi ke bukit-bukit karena takut tsunami kondisinya sudah mulai turun bergabung dengan pos-pos pengungsi yang ada di sana," tandasnya.