Suara.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNBP) menyebutkan jika 60 orang hingga kini masih berada di reruntuhan gedung Hotel Roa-Roa, Palu, Sulawesi Tengah yang ikut terkena musibah gempa bumi dan tsunami atau gempa Palu.
Selain Hotel Roa-Roa, lokasi lain yang sedang disisir petugas gabungan adalah Pantai Talise, Gedung Ramayana, Restoran Dunia Baru dan Perumahan Balora. Pemusatan pencarian itu dilakukan, kata Sutopo karena diduga banyak korban yang dilaporkan hilang saat gempa bumi dan tsumani melanda lokasi- lokasi tersebut.
"Hari ini fokus melakukan pencarian korban di kota Palu yaitu di Hotel Roa-Roa, Hotel Roa-Roa runtuh rata dengan tanah diperkirakan terdapat 50 sampai dengan 60 orang tertimbun," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo Purwo Nugroho di gedung BNPB, Jakarta Timur, Minggu (30/9/2018).
"Pantai Talise, terutama korban yang diterjang oleh tsunami kemudian perumahan Balaroa yang ambles karena efek liquefaction saat terjadi gempa jadi gembur dan ambles. Kemudian beberapa diantaranya dicarikan dicari di puing-puing bangunan yang hancur," lanjut dia.
Baca Juga: Pasca Gempa, 4 Daerah di Sulteng Tanggap Darurat 14 Hari
Sutopo menyampaikan, petugas gabungan sudah tiba di Kota Palu pada Minggu (29/9/2018) malam, masih terkendala untuk mengevakuasi para korban. Alasan kendala itu di antaranya, tak ada penerangan listrik, dan akses jalan yang masih rusak pasca terjadi gempa dan tsunami.
Dia juga menyebutkan, kendala lain yang dihadapi petugas karena minimnya alat berat yang digunakan untuk mengangkat material bangunan yang hancur akibat bencana alam tersebut. Salah satunya Hotel Roa-Roa.
"Operasi SAR tidak mudah banyak kendala yang pertama karena listrik padam, komunikasi juga masih sangat terbatas alat berat masih terbatas, kita kerahkan alat-alat berat yang ada di kota Palu tetapi jumlahnya tidak mencukupi dibandingkan dengan jumlah bangunan yang roboh," kata dia.