"Bandara Toli-Toli normal. Bandara Poso normal. Bandara Luwuk Bangai yaitu terjadi pergeseran tiang tower namun masih berfungsi," ucap Sutopo.
Kemudian Bandara Palu (Mutiara SIS Al-Jufrie) ditutup hingga tanggal 29 September 2018 pukul 19.20 WITA, dengan catatan tidak terjadi gempa atau tsunami lagi.
"Bagian tower lantai empat runtuh, peralatan komunikasi rusak, pemancar radio rusak, jaringan Usat down, radar dan VOR belum berfungsi, 500 meter dari 2.500 meter landas pacu atau runway retak akibat gempa. Landas pacu yang tersisa sepanjang 2.000 meter tersebut tidak dapat didarati pesawat jet berukuran besar, seperti Boeing 747 dan sejenisnya," ucap Sutopo menjelaskan.
Sutopo menuturkan Pelabuhan Pantoloan yang ada di Kota Palu mengalami kerusakanan paling parah. Quay crane (kran peti kemas) yang biasanya digunakan untuk bongkar muat peti kemas roboh. Kemudian Pelabuhan Wani bangunan dan dermaga mengalami kerusakan.
Baca Juga: Luwak White Koffie Terbakar Dianggap Berbahaya, Hoax !
"KM Sabuk Nusantara 39 terhempas tsunami ke daratan sejauh 70 meter dari dermaga. Pelabuhan Ampana, Pelabuhan Luwuk, Pelabuhan Belang-belang, Pelabuhan Majene kondisi baik dan tidak ada kerusakan akibat gempa," imbuh Sutopo.